BANYUWANGI – IndonesiaPos
Proyek pembangunan pelebaran trotoar bagi pejalan kaki yang sedang dilaksanakan oleh Dinas PU Cipta Karya Perumahan dan Pemukiman Banyuwangi, di jalan Susuit Tubun, Pasar Blmbangan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, disoroti Pemerhati Kebijakan Publik dan Pembangunan (PKPPP).
Pimpinan PKPP Andi Purnama mengatakan, proyek pelebaran trotoar yang dibangun dapat memperkecil badan dan bahu jalan existing. Sehingga menyebabkan arus menjadi terhambat dan menimbulkan penurunan fungsi jalan.
Hal ini dikarenakan penyempitan ruas jalan atau bottleneck sehingga mengurangi tingkat kapasitas lalu lintas (indikator kecepatan, aliran, kerapatan) dari arah Barat (Masjid Besar Baiturrahman) menuju arah Timur (Taman Blambangan) dan arus.
“Jalur dari Barat perempatan ke arah timur juga berpotensi akan menjadi penumpukan kendaraan, karena lebar jalan diperkecil, dari 15 meter, menjadi lebar 8 meter,”kata Andi, Sabtu, (20/11/2021).
Menurutnya, proyek tersebut juga merubah struktur geometrik layanan jalan yang akan berpotensi menciptakan koefisien keselamatan. Apalagi rancang design dan rekayasa trotoar yang tidak sejalur.
Sementara sisi dari “as jalan utama” dapat mengakibatkan kondisi berkendara dari arah barat ke timur, mengalami penurunan kecepatan dengan melakukan upaya pengereman mendadak.
“Situasi ini akan semangkin berbahaya apabila hulu kemacetan telah mencapai penumpukan kendaraan pada ruas simpang jalan dan jalur utama,”ujar Andi.
Sementara Plt Kadis PU CKPP melalui Kabid Jalan dan Jembatan Ebta menyatakan, pembangunan trotoar itu bagian dari perencanaan penataan pasar Blambangan, untuk menjadikan kawasan kuliner di malam hari,”kata Ebta melalui WhatsApp (WA).
Sedangkan Kabid Tata Ruang Bayu, juga menjelaskan, status jalan Susuit Tubun adalah jalan Kabupaten lokal primer, sehingga pemanfaatan. “Fungsinya menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten,”tegasnya. (Bdy)