BLITAR,IndonesiaPos
Upt Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Nglegok melaksanakan Intervensi Tindak Lanjut PIS-PK, dan Penyuluhan Kelompok Indikator Hepertensi tahun 2020 di aula pertemuan kantor kelurahan Nglegok kabupaten Blitar,pada hari Selasa (27/10/2020).
Acara ini dihadiri petugas Puskesmas Nglegok, Bidan Kelurahan, ketua PKK kelurahan Nglegok, Kader Posyandu, lansia dan sejumlah warga yang terkena hipertensi. Meski demikian, pelaksanaan penyuluhan hipertensi tetap melaksanakan protokol kesehatan.
Petugas Puskesmas Nglegok Dr Alvin Andrian dalam penyampaiannya mengatakan, hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu yang harus betul betul diperhatikan dalam pemeriksaan oleh petugas kesehatan, bahkan harus teratur minum obat.
“Hipertensi ada dua , tekanan darah tinggi dan tidak semua hipertensi ada gejala, kita tetap harus periksa, bagi warga yang tahu kalau itu hipertensi dan tidak minum obat, maka adanya penyuluhan ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya hipertensi itu sendiri bagaimana mereka bisa mengontrol tekanan darahnya dan bisa meminum obat,”kata Alvin Andrian.
Lanjut dr Alvin, selain hipertensi sendiri, kalau yang pertama itu harus menjaga gaya hidup, harus memakan makanan yang sehat, tidak boleh terlalu banyak makan yang berlemak dan garam dikurangi juga ,serta olahraga harus rutin aktivitas fisik, harus mengontrol tekanan darahnya, untuk bagi yang perokok, rokoknya harus dikurangi atau kalau bisa berhenti, alkohol juga stop.
“Kalau berdasarkan statistik lebih banyak laki-laki yang rentan terserang hipertensi, untuk tekanan darah di atas 140 dan angka dibawahnya 90. Angka yang menunjukkan 90 atas dan 140 atas itu sudah hipertensi,”ujarnya.
Dia mengeungkapkan, Hipertensi itu pada umumnya zaman dahulu menyerang pada lanjut usia, tetapi kalau sekarang orang-orang umur yang muda bisa terkena hipertensi. Hipertensi itu berbahaya, bisa menyebabkan stroke, sakit jantung dan sebagainya.
“Jadi, tetap jaga tensinya, olahraga yang rutin dan makan yang teratur serta cek rutin tensi ke Puskesmas atau Bidan desa atau tenaga kesehatan ataupun cek sendiri. Kalau misalkan, tensinya sudah tinggi maka harus minum obat secara rutin dari tenaga kesehatan. Jangan menghentikan minum obat sendiri,”pesan dr Alvin. (adv/kmf/emi)