<

Dugaan Kecurangan Seleksi PAW Pilkades Karangharjo, Ini Jawaban Ketua Komisi A DPRD Jember

JEMBER, IndonesiaPos – Sehari pasca munculnya pemberitaan tentang adanya dugaan kecurangan panitia seleksi PAW Pilkades Karangharjo, ketua Komisi A DPRD Jember Tabroni kepada media mengungkapkan bahwa persoalan hanya pada kurang telitinya panitia dalam memproses masalah administrasi.

“Ini persoalan administrasi  di jajaran panitia. Hanya masalah  Ketelitian dalam pemberkasan. Catatan buat Panitia ke depan, ” urainya singkat.

Untuk persoalan permintaan hearing dari peserta seleksi, dirinya akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan anggota DPRD komisi A lainnya.

Sebelumnya, Abdus Salim salah seorang bacalon PAW Pilkades  mengungkapkan, ada beberapa dugaan kecurangan yang dilakukan oleh panitia seleksi diantaranya persoalan masalah transparansi pihak panitia dalam memberikan pengumuman hasil lembar Jawaban seleksi yang menurutnya sangat mencurigakan.

“Penilaian lembar jawaban kegiatan yang seharusnya menggunakan sistem komputer OMR ternyata dilakukan secara manual,”ujarnya.

Belum lagi persoalan lembar jawaban hasil ujian seleksi yang seharusnya dibuka secara gamblang, ternyata sampai kini tidak dilakukan oleh panitia.

Diduga Ada Kecurangan, Bacalon PAW Pilkades Karangharjo Minta Seleksi Pencalonan Diulang

“Kalau hanya mengumumkan nama peserta seleksi dan nilainya saja akan berpotensi besar terjadi kecurangan. Apalagi hanya lewat pesan Whatapp, Bisa saja nilai yang seharusnya 5 ditulis 8 . Siapa yang tahu la wong lembar jawabannya masing-masing peserta tidak ditunjukkan,”tambahnya.

” kalau ngomong bahwa lembar jawaban kegiatan (LJK) test itu rahasia panitia, kok lucu, pilihan presiden aja yang menggunakan sistem Langsung umum bebas rahasia saja setelah pencoblosan dibuka bersama kepada masyarakat. Lah ini kok malah ditutup-tutupi,”sambungnya.

Kecuali kalau bicara masalah soal ujiannya,ujar Abdus Salim, itu baru rahasia yang tidak boleh dibuka. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu persoalan yang ia ingin sampaikan ke DPRD.

Dugaan kecurangan lainnya  lanjut Abdus Salim  terjadi dalam proses informasi berita acara hasil test tulis. Hasilnya baru diberikan ke esokan harinya pasca pengundian nomer urut calon. ” Jadi kita tidak tahu berapa kesalahan kita saat menjawab  soal  test tulis. Tahu-tahu sudah diumumkan tidak lulus karena nilainya ada yang diatas kita,”tambahnya.

Untuk menyelesaikan persoalan ini, dirinya telah berkirim  surat kepada bupati dan beberapa pihak terkait lainnya untuk meminta klarifikasi, termasuk meminta test seleksi ulang.(kik)

BERITA TERKINI