<

Gegara Ungkap 22% Mahasiswa Unej Terpapar Radikalisme, Ketua LP3M Dicopot

JEMBER, IndonesiaPos.co.id

Akhmad Taufiq dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember (Unej). Ia dicopot setelah sebelumnya  memaparkan adanya mahasiswa Unej yang terpapar paham radikal.

Kini jabatan Ketua LP3M dijabat Bambang Sujanarko, yang juga menjadi dosen di Fakultas Teknik Unej. Taufiq, yang juga seorang dosen di FKIP Unej, merupakan narsum di acara ‘Strategi Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, dan Kekerasan Esktremisme di Dunia Pendidikan dan Media Sosial’ sepekan yang lalu.

Dalam paparannya, Taufiq menyebutkan hasil pemetaan terhadap mahasiswa yang hasilnya 22 persen dari 15.567 mahasiswa Unej terpapar paham radikalisme.

Rektor Unej Moh Hasan saat dimintai konfirmasi sejumlah wartawan enggan memberikan pernyataan terkait adanya paparan Taufiq yang dilakukan pada acara forum dialog tersebut. Namun, Dia mengaku hasil pemetaan itu untuk konsumsi internal.

“Saya lihat di media luar biasa narasi-narasinya (Taufiq). Kami minta hal itu untuk dirahasiakan karena perintah itu untuk pertimbangan dan kami pakai untuk langkah pemetaan,” kata Hasan saat dimintai konfirmasi seusai sertijab, Rabu (27/11/2019).

Adanya pernyataan informasi tersebut, sambung Hasan, pihaknya sudah melakukan langkah dengan menunggu klarifikasi.

Saat ditemui di ruang kerjanya, Taufiq menyampaikan mengungkap data kajian pemetaan bukan dalam rangka melawan pimpinan. Dia mengaku legawa atas keputusan Rektor Unej.

“Termasuk jika beliau tidak berkenan atas tindakan yang saya ambil selama menjabat Ketua LP3M, itu hak Rektor. Saya selaku kabinet yang ditunjuk menerima apa pun keputusan Rektor,” tegas Taufiq. Sambil berbenah dan menyelesaikan tugas terakhirnya di LP3M Unej.

Lebih lanjut Taufiq menjelaskan, jika di luar sana beredar informasi bahwa ia melawan Rektor dengan hasil pemetaan, itu tidak benar. Dosen FKIP Unej ini bahkan mengaku sangat hormat kepada Rektor. Terlebih saat dirinya menjabat Ketua LP3M, pihaknya telah menjalin komitmen bersama Rektor untuk membangun gerakan antiradikalisme.

“Jika penilaian saya melawan Rektor berdasarkan rekomendasi yang saya berikan saat festival HAM beberapa waktu lalu, itu tidaklah tepat,” sambungnya.

Sebab, berdasarkan salah satu rekomendasi, Taufiq menyampaikan, untuk melawan persebaran paham radikalisme, perlu adanya kepemimpinan yang tegas untuk tidak memberikan ruang bagi radikalisme.

“Diksi kepemimpinan tentu berbeda artinya dengan pemimpin, sehingga rekomendasi saya tidak dapat dipersempit maknanya hanya sebagai perkataan yang menyerang Rektor Unej,” pungkasnya. (dtk/iwd)

BERITA TERKINI

IndonesiaPos