<

Gerakan Pramono Anung Akan Timbulkan Prahara di Lereng Gunung Kelud

KEDIRI – IndonesiaPos

Menteri Sekertaris Kabinet (MenSesKab) Pramono Anung di Kediri sempat membuat kegaduhan politik di Kabupaten Kediri. Pasalnya, ia mengeluarkan statemen terkait pencalonan anaknya Hanindhito Himawan Pramana yang katanya ditugaskan oleh PDIP untuk bertarung dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Kediri 2020.

Pramono Anung mengatakan, begitu rekomendasi dari PDIP turun kepada Dhito, Pramono akan segera berkomunikasi dengan pimpinan partai, ”Begitu rekom Hanindhito Himawan Pramana diputuskan oleh PDI Perjuangan, segera kita berkomunikasi dengan seluruh ketua umum parpol yang ada. Apapun kan ini teman-teman saya semua, yang sehari-hari juga ada di dalam kabinet,” katanya Sabtu (15/4/2020)

Statemen Pramono itu ternyata direspon sangat cepat oleh para kader dan pengurus DPC PDIP Kabupaten Kediri, dengan istilah Koalisi Istana, artinya semua partai yang berada dibarisan istana akan dikendalikan oleh Pramono Anung untuk memenangkan Dhito dalam pertarungan Pilkada Kabupaten Kediri.

Sementara itu, Ketua Umum Satu Hati Mas Yanto, mengaku prihatin atas statemet Pramono Anung yang dianggap mengkebiri demokrasi di Kabupaten Kediri. Sebab, jika semua partai kemudian di borong, maka demokrasi yang di gembar gemborkan selama ini hanya kamuflase. “ini akan menjadi prahara di gunung kelud,”ujar Mas Yanto. Senin, (17/2/2020).

Menurutnya, gelagat itu sudah terlihat ketika dia akan memborong semua partai di Kediri, untuk memuluskan langkah anaknya Praman (Dhito) untuk menjadi orang nomor satu di Kediri. Dengan begitu Pramono tidak memberikan kesempatan kepada putra-putri terbaik  di Kediri.

“Ini tidak fair, karena namanya pemilihan pasti memilih lebih dari satu, kalau kemudian hanya memilih satu orang, itu bukan pemilihan tapi dagelan demokrasi,”tegasnya

Statemen Pramono yang akan mengumpulkan semua ketua partai, telah memicu kekecewaan masyarakat Kediri. Karena masyarakat menginginkan sistem demokrasi yang sesungguhnya, bukan demokrasi dagelan.

Kalau kemudian semua ketua umum partai politik agar merekomendasi Dhita menjadi calon tunggal Bupati Kediri, itu awal runtuhnya demokrasi dan itu bisa melukai hati warga Kabupaten Kediri, ” tandasnya.

Tindakan Pramono Anung, menurut Yanto, adalah tindakan keserakahan, dan itu akan membunuh demokrasi, karena tidak memberikan kesempatan kepada calon pemimpin  yang lain.

“Kalau itu benar-benar terjadi maka ini akan menjadi praha di lereng gunung kelud,”imbuhnya.

BERITA TERKINI