JAKARTA, IndonesiaPos
Pasukan Pertahanan Israel terlibat dalam eskalasi besar-besaran dengan Hamas, pada Sabtu malam, 7 Oktober 2023. Dalam serangan tersebut, Israel memanggil sejumlah besar pasukan cadangan dan mempersiapkan perang untuk melawan serangan teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel.
Sementara itu, akibat serangan brutal Hamas, setidaknya 300 orang tewas, dan lebih dari 1.500 orang terluka, serta puluhan orang diculik oleh kelompok teror Hamas.
Dalam serangan yang sangat luas, kelompok bersenjata Hamas menyerbu ke 22 lokasi di Israel selatan, termasuk kota-kota dan komunitas di Tel Aviv sejauh 15 mil (24 kilometer) dari perbatasan Gaza.
Dilansir dari Times of Israel, Minggu, (8/10/2023), di beberapa tempat, pasukan Hamas berkeliaran selama berjam-jam, menembaki warga sipil dan tentara ketika militer Israel berusaha memberikan tanggapan.
Baku tembak terus berlanjut setelah malam tiba, dan para teroris menyandera warga Israel dalam bentrokan di dua kota.
Jumlah korban tewas dalam peristiwa hari itu terus meningkat setiap jamnya dan hingga Minggu dini hari, 8 Oktober 2023, mencapai 300 orang, banyak dari mereka adalah warga sipil yang dibunuh di rumah dan di jalan-jalan, serta di sebuah pesta besar di luar ruangan yang menjadi sasaran para teroris.
Rumah sakit dibanjiri korban luka, dengan jumlah terakhir 1.590, sekitar 300 di antaranya luka berat dan 19 dalam kondisi kritis.
Hingga tengah malam, 18 jam setelah serangan terkoordinasi dimulai, pasukan keamanan Israel masih berjuang untuk membersihkan sel-sel teroris yang bercokol di komunitas-komunitas yang hancur.
Sementara itu, foto dan video yang beredar, Palestina terus menerus membanjiri media sosial yang menggambarkan adegan pembantaian dari dalam kota serta rekaman mengerikan tentang pria, wanita dan anak-anak yang ketakutan dan diseret dari rumah mereka menuju Gaza.
IDF mengkonfirmasi bahwa tentara dan warga sipil telah disandera tetapi tidak menyebutkan jumlahnya.
“Pada saat yang sama, rentetan roket terus menghujani Israel bagian selatan dan tengah, yang secara teratur menyebabkan ratusan ribu orang lari ke tempat perlindungan,”menurut laporan Times of Israel.