<

Innalilahi Wainnailahi Rooji’uun, Berakhir Sudah Derita TKW Asal Ledokombo

JEMBER, IndonesiaPos

Setelah hampir setahun menahan rasa sakit, Siti Fauziyeh Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal desa Lembengan Kecamatan Ledokombo yang sekian lama berharap mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Jember akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (31/8) pukul 17.00 wib.

Kabar meninggalnya Siti Fauziyeh disampaikan salah seorang praktisi hukum jember lewat pesan Whatsapp kepada IndonesiaPos, “Inalillahi wa Inna ilaihi Raji’un.. Telah meninggal TKW asal Ledokombo di Malaysia pada hari ini. jam 17.00 WIB”.

Kabar tersebut juga dibenarkan oleh Gufron, salah satu keluarga almarhum “ Jenazahnya masih di Malaysia” ujarnya singkat

Lebih mengenaskan bagi pihak keluarga almarhum adalah terkait rencana untuk pemulangan jenazah. Pihak keluarga terkendala masalah biaya. Jangankan memulangkan jenazah, saat sakitnya almarhum beberapa bulan lalu, pihak keluarga tak mampu memulangkan bahkan sampai berkirim surat ke Pemerintah Provinsi.

IndonesiaPos yang berusaha mendapatkan informasi dari pihak Disnaker Kabupaten Jember namun sampai berita ini dikirim belum mendapatkan sambungan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Siti Fauziyeh  TKW asal desa Lembengan Kecamatan Sukowono menderita pembengkakan pada perut dan kakinya terpaksa harus menanggung derita di negeri tetangga Malaysia tanpa ada kepastian kapan bisa dipulangkan. Ia menderita sakit sejak pertengahan November 2019 lalu.

Baca Juga : Tak Digubris Bupati, TKW Asal Ledokombo Minta Perhatian Gubernur

Anak Siti Fauziyeh yang bernama Siti Fausiyah saat ditemui IndonesiaPos pada  19 Juli 2020 lalu menyatakan harapannya kepada beberapa pihak. Ia berharap  pemerintah khususnya disnaker Provinsi yang berupaya sekuat tenaga untuk memulangkan Siti Fauziyeh dengan mengirimkan surat ke Duta Besar RI di Kuala Lumpur dan kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indah Parawansa agar bisa membawa ibunya pulang.

” Harapan saya kepada Disnaker khususnya Disnaker Provinsi serta Gubernur agar bisa memulangkan ibu saya,”ungkapnya dengan wajah sedih.

Kesedihan tersebut nampak dari ungkapan Siti Fausiyah yang mengaku sudah dimintai tanda tangan dari perangkat desa hingga kecamatan  untuk  memproses kepulangan ibunya namun hasilnya hingga kini belum ada.

Siti Fausiyah juga mengaku sudah pernah mendatangi kantor disnaker Jember untuk menanyakan perkembangan proses pemulangan ibunya, namun hingga kini tidak jelas.

“Sekitar bulan Juni lalu saya pernah menanyakan perkembangan proses ibu saya, jawaban pihak disnaker akan menghubungi saya jika ada perkembangan,”ujarnya.

Malahan pihak Disnaker hanya meminta dirinya untuk bersabar, “Sabar dulu ya,” sambungya singkat saat menjelaskan sikap dari pihak Disnaker Jember.

Baca Juga : Derita TKI Asal Ledokombo, 7 Bulan Lebih Sakit Di Malaysia Hingga Kini Belum Dipulangkan

Tidak puas dengan jawaban tersebut, dirinya berkirim surat ke Bupati Faida namun tetap saja tidak ada tanggapan. Dengan dasar tidak ada respon dari bupati Faida itulah yang membuatnya kemudian berkirim surat kepada Gubernur Jawa Timur.

Hal ini bertolak belakang dengan sikap Bupati Faida saat Jember membantu kepulangannya jenazah TKI dari Kuala Lumpur pada (12/6/2018) lalu. Ketika itu, Bupati menjemput sendiri jenazah TKI tersebut.

Keberangkatan Faida pada waktu itu didasari karena dia menilai bahwa proses pemulangan jenazah TKI asal Klompangan Ajung tersebut bertele-tele dan tidak segera tertangani.

Seperti dikutip dari salah satu media online, Bupati Jember, Jawa Timur, Faida MMR, mengurus langsung pemulangan jenazah TKI asla daerahnya, Amintyas Wahyudi, 30. Korban meninggal karena infeksi virus di otaknya, dan jenazahnya tertahan di salah satu rumah sakit di Kuala Lumpur, Malaysia karena kekurangan biaya.

“Setelah kami melunasi biaya perawatan, pemulangan jenazah akan dipercepat. Saya sudah tiba di rumah sakit di Kuala Lumpur untuk mengurus semuanya,” ujar Faida, Selasa (12/6/2018).

Aksi sosial tersebut ternyata tidak “berlaku” kepada Siti Fauziyeh. Meski sudah pernah disampaikan kepada bupati Faida pada waktu itu, namun kenyataannya hingga menghembuskan nafas terakhirnya tidak ada tindakan apapun dari pemerintah Kabupaten Jember.  (Why)

BERITA TERKINI