<

Kuasa Hukum Kholisah Meragukan Keterangan Saksi Karena Tidak Jelas

PAMEKASAN – IndonesiaPos

Yolies Yongki Nata Kuasa Hukum Kholisa, mengungkapkan posisi kliennya dalam laporan kasus dugaan pencurian emas seberat 10 gram milik Samsiyah ke Polsek Larangan itu Sampai saat ini, statusnya tidak berubah, karena menjadi salah satu saksi yang diperiksa oleh pihak kepolisian..

“Jadi, kami tegaskan, klien kami adalah saksi. Bukan calon tersangka, apalagi tersangka, Jadi, jangan membuat framing klien kami untuk dijadikan tersangka”kata Yongki kepada wartawan, Sabtu (12/4/2025).

Yongki mengungkapkan kehadiran kliennya ke rumah Samsiyah (pelapor) yang kehilangan emas itu, pada Rabu 2 Oktober 2024 bukan karena keinginannya atau inisiatifnya sendiri. Sebab, kliennya yang ditelepon oleh Laili anak Samsiyah. Dia disuruh ke rumahnya karena mau diajak bersama-sama ke sebuah acara.

“Andai Kholisa tidak ditelepon dan tidak disuruh datang ke rumah Samsiyah oleh anaknya, maka dia tidak mungkin datang. Dan kepentingan Kholisa ke rumah Samsiyah sudah jelas, karena diajak berangkat bareng ke sebuah acara, dan Ketika di rumah Laili, Kholisa tidak pernah masuk ke kamar. Dia berada di ruang tamu,”katanya.

Kemudian, Yongki menjelaskan bahwa hasil sidik jari tidak jelas, tidak ditemukan sidik jari Kholisa. Jika hasil pemeriksaan dan indentifikasi Polres Pamekasan terhadap pemeriksaan sidik jari di lemari milik pelapor tersebut jelas ada sidik jarinya Kholisa, maka sejak awal kliennya sudah barang tentu naik status sebagai tersangka.

“Kenyataannya kan tidak. Tidak ditemukan sidik jari Kholisa di lemari tersebut,” tegasnya.

Selain itu, mengenai emas yang hilang di dalam tas menurut korban adalah emas campuran. Ada yang dibeli di toko emas Pamekasan dan ada emas dari Arab.

“Anehnya, tidak ada bukti kwitansi satu pun dari emas yang dimaksud korban atau pelapor dalam kasus ini,”tegasnya.

Menurutnya, hal ini tentu tidak masuk akal. Kebiasaan masyarakat, jika menyimpan emas, biasanya disimpan terpisah dengan kwitansinya.

“Ini malah hilang dengan kwitansinya. Sehingga, kami mempertanyakan, jangan-jangan bukan emas yang hilang, atau memang mengada-ada kehilangan emas padahal tidak kehilangan emas,”ucapnya.

Menurut Yongki, handphone Kholisa, juga diperiksa oleh Polisi. Bahkan, handphone kliennya sudah diperiksa di laboratorium forensik (labfor) Polda Jatim. Dan tidak ditemukan apapun yang mengindikasikan kepada Kholisa sebagai pencuri.

“Jika hasil identifikasi terhadap bukti bahwa Kholisa sebagai pencuri, maka sudah pasti handphone tetap akan dijadikan barang bukti. Tetapi, nyatanya handphone klien kami dikembalikan penyidik,” tutur Yongki.

Mengenai hal ini, menurut korban kehilangan di rumah korban, Yongki meminta penyidik Polsek Larangan, atau Polres Pamekasan, agar memeriksa dan melabfor seluruh handphone milik orang yang ada di lingkungan rumah tersebut tanpa terkecuali. “hal ini untuk menemukan pencuri yang sebenarnya,”terangnya.

Yongki pun menyampaikan bahwa perkara kliennya sebagai saksi itu telah digelar di Polda Jatim. Salah satu sebabnya, karena telah menjadi atensi publik.

“Karenanya, publik tidak perlu meragukan kinerja dari penyidik, baik di Polsek Larangan, Polres Pamekasan, maupun Polda Jatim,” terang Yongki.

Yongki menambahkan bahwa saksi yang memberikan keterangan tidak jelas kesaksiannya. Beberapa meter saksi melihat kejadian tersebut. Dan saksi tidak mengetahui secara detail tas yang menurut saksi dimasukkan klien kami ke jok motornya.

“Bisa saja hal itu saksi setingan atau saksi yang dibuat-buat untuk mengatakan Kholisa mencuri emas, sehingga diperlukan alat bukti lain sebagaimana dalam pasal 184 KUHP. Kami meragukan kesaksian saksi ini, karena kesaksiannya tidak jelas,”katanya. (Deb)

 

Transaksi Dana Kampanye Mencurigakan Capai Ratusan Miliar

 

 

 

BERITA TERKINI