<

LIRA Jember Bantu Supley di Dapur Umum Pengungsi Korban Banjir Tempurejo

JEMBER, IndonesiaPOs

Untuk membantu ketersediaan gas di dapur Umum pengungsi bencana Banjir desa Wonoasri kecamatan Tempurejo yang menipis,  Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Jember mensuplay 40 tabung gas 14,5 Kg. Selain membantu gas di dapur umum, LIRA Jember juga membagikan nasi bungkus, biskuit dan sejumlah uang kepada masayarakat pengungsi .

Aksi yang dilakukan pada Minggu (17/1/2021) tersebut melibatkan sejumlah pejabat  LIRA Jember. Tujuannya untuk mengantisipasi kehabisan gas di dapur umum pengungsi bencana banjir. Serta melihat langsung kondisi terbaru para pengungsi.

Bupati LIRA Jember, H.Ahcmad Sudiono saat dikonfirmasi terkait bantuan LIRA pada dapur umum pengungsi korban banjir Wonoasri Kecamatan Tempurejo mengungkapkan keprihatinannya atas musibah banjir di Tempurejo ditengah anggaran APBD Jember yang tidak cair.

” Saya sangat prihatin, saya sangat sedih, kabupaten Jember yang cukup besar APBDnya tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar disaat ada bencana datang,”tuturnya.

Dirinya menganggap bahwa ada kelemahan dan  kekeroposan sebuah menejemen pengelolaan keuangan di Jember empat sampai lima tahun kebelakang, ” Sebagai rakyat Jember saya juga prihatin, kok bisa terjadi jember seperti ini, semua merasa benarnya sendiri. Bupatinya, pejabatnya, justru rakyat yang menjadi korban. Saya seorang pensiunan, dan beberapa pejabat baik yang aktif maupun yang sudah pensiun, alhamdulillah ternyata bisa membantu,”ungkapnya.

Sebelumnya, koordinator Tagana, Rudi Dwi Wanto saat dikutip beberapa media, sabtu (16/1) kemarin negungkapkan bahwa, hanya tersisa dua tabung gas elpiji masing-masing seberat 12 kilogram untuk kebutuhan memasak nasi bagi korban banjir dan relawan. Dan stok itu diperkirakan  bertahan sampai dua hari.

 “Kami butuh 10 tabung gas per hari. Ini kebutuhan mendasar. Bahan baku yang mau dimasak ada, tapi pasokan gas ini yang tersendat,” kata Koordinator Tagana Rudi Dwi Wanto.

Sementara itu sekretaris Tagana, M.Nur Kholis kepada media mengaku sedikit khawatir dengan ketersediaan gas yang ada sebab Dapur umum Tagana setiap harinya harus memproduksi 2.500 bungkus per sekali pasokan. Namun karena mengirit bahan baku, mereka hanya bisa memasak dua kali. (oky)

BERITA TERKINI

IndonesiaPos