BONDOWOSO, IndonesiaPos – Tiga Hari lalu muncul nama seorang Wartawan yang namanya dicatut dalam penebusan pupuk bersubsidi. Kini, muncul nama seorang Kepala Desa Wonosuko Kecamatan Tamanan.
Kepala Desa Wonosuko Kecamatan Tamanan Bondowoso, Sapik Udin mengaku namanya dicatut oleh kios setempat dalam realisasi pupuk bersubsisi. Padahal, selama ini dirinya tidak pernah menebus pupuk di kios.
Untuk memenuhi kebutuhan pupuk di lahan miliknya, Sapik mengaku membeli di kios lain dengan harga non subsidi yang harganya di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Pemerintah.
“Saya beli pupuk itu ditempat lain, dengan harga 500 ribu, jenis pupuk urea. Sebab, ketika saya datang ke kios setempat, selalu bilang pupuk belum datang,” kata Sapik Udin, kepada wartawan dirumahnya. Minggu (28/8/2022).
BACA JUGA :
Sapik mengaku keberatan, ketika mengetaui ada salah satu kios mencatut namanya. Dia menginginkan, semua kios yang bermain, ijin usahanya dicabut dan diproses secara hukum.
“Saya ini seorang kepala Desa, yang selalu memberikan stempel ketika dibutuhkan untuk kepentingan data. Kok tiba – tiba nama saya dicatut. Saya sebagai pimpinan telah dipermainkan, saya sangat keberatan,”ujarnya.
Kasus pencatutan nama itu dietahui setelah membaca aplikasi t-pubers, Sapik tercatat telah membeli pupuk 2,6 ton, dari jumlah keseluruhan. Pada akhir tahun 2021, dan awal tahun 2022.
Padahal selama ini, sapik merasa tidak pernah memberikan KTP kepada kios atau pun orang lain untuk melakukan penebusan pupuk bersubsidi.
Sapik menduga, permain main catut nama oleh kios sudah berlangsung lama. Menurutnya, jatah pupuk yang seharunya diterima oleh petani diwilayah masing -masing, bahkan, dijual keluar oleh kios untuk memenuhi permintaan para pengusaha. Menurutnya, hal itu telah merugikan para petani.
“Permasalahan ini harus ditindaklajuti oleh aparat penegak hukum, para kios harus dipanggil. Bukan hanya saya jadi korban, semua petani jadi korban permainan kios,”imbuhnya
