JEMBER, IndonesiaPos
Proyek pembangunan bronjongan di daerah bulak Dawung desa kesilir Ambulu dikeluhkan para pekerja. Proyek yang dikerjakan secara swakelola tersebut melibatkan tenaga pembantu Operasional dan pemeliharaan (TPOP) Bina marga provinsi, pengawas BMSDA kabupaten Jember,Hippa dan pihak desa.
Namun sayangnya hingga berita ini diuggah hanya TPOP dan pengawas BMSDA saya saja yang bekerja. Padahal Proyek yang berfungsi untuk mengatasi luapan air dari avfur yang jebol tersebut atas pengajuan dari pihak desa.
Pada awal pekerjaan, menurut Sumber, beberapa pihak tersebut bekerja secara maksimal, itupun hanya berjalan 2 hari.
Setelah itu tidak ada lagi pekerja dari Hippa maupun pihak desa yang hadir untuk membantu pengerjaan Proyek tersebut sehingga otomatis berdampak pada penyelesaian proyek.
“Seharusnya ada pihak Hippa dan petani atau masyarakat perwakilan desa yang ikut, namun hingga kini ternyata tidak ada. Hanya hari pertama dan kedua saja yang kelihatan. Setelah itu menghilang,”ungkap Sumber.
Sementara itu Kabid Sumber Daya Air di BMSDA, Dai kepada media menjelaskan, proyek tersebut memang dikerjakan secara swakelola. Hal ini dilakukan mengingat minimnya anggaran.
“Kita kerahkan tenaga pembantuan operasional dan pemeliharaan dan pengamat pengariran SDA dibantu dengan tenaga Hippa dan tenaga dari perangkat desa untuk mengerjakan,”ungkapnya.
Sedangkan untuk pengupahan lanjut Dai tidak ada honor bagi pelaksanaan dilapangan mengingat sudah masuk dalam tupoksi kerja mereka. ” pemberian honor dilakukan jika pekerjaan dilakukan diatas 8 jam kerja. Untuk pekerjaan ini karena dibawah 8 jam maka tidak ada honor,” tambahnya.
Proses pemasangan Sabuk Gunung ini se diri ungkap Dai atas usulan desa. ” tapi ternyata tidak ada tenaga dari desa maupun hippa yang muncul dilapangan,”terangnya.
Dari informasi yang berhasil dihimpun media dilapangan menyebutkan untuk pembangunan Sabuk Gunung ini dilakukan di 2 titik dengan panjang sekitar 6-12 meter dengan kedalaman kurang lebih 2,5 M hingga 3 meter.(kik)
