PAMEKASAN,IndonesiaPos
Penyidik Satreskrim Polres Pamekasan akhirnya mendatangi Hamat (58) korban dugaan malpraktek di Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan Sumenep. Senin (15/02/2021).
Awal cerita yang dijelaskan oleh korban, bahwa saat itu ditemani oleh Hasim yang hendak pergi kerumah Samin dengan niatan untuk berobat dan terlihat perlakuan Samin sangat berbeda kepada kedua pasien ini
Perbedaan yang terlihat tersebut, karena sang korban membayar biaya berobat senilai Rp 250.000,- sedangkan pasien yang bernama Hasim hanya membayar senilai Rp 50.000,-.
Baca Juga :
Perbedaan dari biaya pengobatan tersebut dikarenakan obat yang diberikan kepada korban versi Samin lebih manjur dan sempat sembuh, namun faktanya, setelah hari ketiga pasca pemeriksaan, korban mengalami infeksi obat suntik.
“Hingga saat ini belum sembuh dan infeksi obat suntik itu saya mengalami bercak dan luka di pantatnya dan masih terasa nyeri. Kendati sebelumnya sudah dibawa ke rumah sakit,”ujar korban Hamat, saat menjelaskan kepada penyidik, Selasa (16/02/2021).
Aktivis LSM KPK Fatholla yang mulai dari awal mendampingi korban membenarkan jika pihak penyidik Polres Pamekasan telah mendatangi rumah korban.
“Kedatangan penyidik tersebut bertujuan mengumpulkan data dan keterangan (Pulbaket), soal yang lain dan sebagainya pihak Polisilah yang paham teknis nanti,” timpalnya.
Sebelumnya Aktivis LSM Komunitas Pemantau Korupsi (KPK) telah melaporkan oknum ” Dokter Gadungan ” ke Polres Pamekasan.
Laporan yang dilayangkan tersebut pada Selasa 09/02/2021 yang dibantu oleh pihak keluarga beserta masyarakat. Dengan Surat Laporan yang diterima nya dari SPKT yang ditujukan kepada Kapolres Pamekasan, cq Satreskrim, NB: Unit Tipiter.
Diketahui, dokter gadungan tersebut bernama Abdul Samin warga Desa Waru Barat, Kecamatan Waru dengan korban bernama Hamat warga Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan. ( andi/hen ).
