Sri Purwati Istri Juwito saat berada di Gellery Tempat dia memasarkan Usaha Geti
BLITAR,Indonesiapos
Sri Purwati warga RT 04, RW 04 warga desa Rejowinangun kecamatan Kademangan kabupaten Blitar, mengaku senang setelah menekuni usaha enting enting kacang wijen (geti). Kerja karas selama 20 tahun, istri Juwito ini di bantu oleh 15 orang karyawannya hingga kemudian banyak menerima pesanan dari pelanggannya.
“Dalam sepekan, Kami memproduksi Geti menghabiskan 2 kwintal kacang. kalau ada pesanan iya bisa lebih, sedangkan pengemasan kami masih manual,”kata Sri Purwati kepada IndonesiaPos.
Dia mengaku, saat ini pemasaran produk khas Blitar dari UD. Maspuri Asli Desa Rejowinangun ini tidak hanya meliputi wilayah Blitar, tapi sudah keluar kabupetan, seperti Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, malang, dan Lumajang, bahkan Jawa tengah, meski ada kendala covid-19.
“Saya berharap semoga Covid-19 ini segera berakhir sehingga usaha kami bisa kembali normal seperti dulu,”jelas Sri Purwati
Ditempat terpisah Kepala Desa Rejowinangun kecamatan Kademangan kabupaten Blitar Bagas mengatakan, didesa Rejowinangun banyak potensi yang harus dikembangkan. Namun demikian, ada permasalahan klasik dengan usaha mikiro kecil menengah (UMKM), karena belum ada sebuah wadah yang menangani UMKM.
“Selama ini UMKM terkendala dengan pemasaran, salah satu contoh, usaha enting enting kacang wijen (geti) punnya Pak Juwito yang sudah turun temurun. Ia melakukan penjualan diluar kota Blitar. Sementara didalam desa ini sendiri produk yang dihasilkan UMKM kesulitan untuk penjualan di tingkat desa,”kata Kades.
Menurut Kades, salah satu keberanian Juwito bersama istrinya berani membuka gallery untuk memasarkan hasil produknya ditempat sendiri, itupun omset pemasarannya tidak mencapai 30%.
“Kami pemerintah Desa berharap pada pemerintah daerah ada peran untuk publikasi produk-produk UMKM yang ada di desa Rejowinangun, sehingga tidak hanya bisa memproduksi, tapi bisa menghasilkan,”tandas Kades Bagas. (adv/kmf/emi)