JEMBER, IndonesiaPos
Puluhan penyandang Difabilitas yang tergabung dalam Persatuan Penyandang Difabilitas dan Center Advokasi(Perpenca)Jember mengeluhkan nasib mereka. Selama ini banyak perlakuan terutama dari bupati yang terkesan tidak pro kepada nasib mereka.
Uneg-uneg tersebut mereka sampaikan saat melakukan koordinasi dengan Edi Cahyo Purnomo, ketua Fraksi PDIP sekaligus anggota DPRD Jember komisi D dalam acara jagongan Bareng penyandang Difabiltas, Minggu (25/7/2021).
Antok, salah seorang penyandang difabilitas yang berprofesi sebagai honorer non guru sejak 2015 mengaku hingga kini masih memikirkan nasibnya belum jelas. Menurutnya jika berbicara masalah pengadaan formasi penerimaan CPNS dan pengadaan pegawai pemerintah dengan perjanjian Kerja (P3K) khusus untuk Jember ternyata tidak ada formatur untuk difable.
” Ini yang perlu mendapatkan perhatian dari bupati. Sebab masih banyak para penyandang difabilitas, khususnya honorer yang tidak dimungkinkan untuk mendapatkan posisi P3K,”ujarnya.
” Saya sendiri yang sudah mengabdi selama 16 tahun sejak tahun 2005 sebagai honorer non guru kesulitan untuk mengikuti P3K karena tidak ada formasi untuk difabel,”tambahnya.
Padahal lanjut Anto, ada beberapa kabupaten yang peduli terhadap nasib difabel dengan memasukkan formatur penerimaan CPNS dan P3K bagi difable. Tapi untuk Jember hanya memasukkan formatur untuk umum saja.
Keluhan lain muncul dari , salah seorang penyandang difabilitas pelaku usaha jahit. Sejak dirinya menggeluti usaha menjahit, tidak pernah dirinya mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah dalam mendapatkan order jahitan. Sehingga ia harus bersusah payah dalam mendapatkan order jahitan dengan kondisi keterbatasan fisiknya.
” Semoga pemerintah daerah peduli terhadap pengusaha kecil seperti saya, jangan hanya kepada pengusaha yang umum saja. Apalagi di masa pandemi covid seperti sekarang ini.sangat menurun sekali ordernya,”ungkapnya.
Selain persoalan ekonomi, sejumlah anggota perpenca juga mempertanyakan masalah beasiswa bagi para difabel yang hingga sekarang ini belum ada kepastiannya. Padahal keberadaan beasiswa tersebut sangat berarti bagi mereka. Terutama penyandang difabel yang kini masih mengenyam dunia pendidikan terutama di bangku kuliah.
Dari pantauan media menyebutkan, sejumlah para penyandang disabilitas yang terdaftar sebagai penerima beasiswa adalah mereka yang berprestasi di berbagai bidang, khususnya di bidang olah raga.
Keluh kesah para penyandang disabilitas tersebut menurut Ipung panggilan akrab Edi Cahyo Purnomo sangat memprihatinkan. Ditengah kondisi pandemi covid seperti sekarang ini perlu adanya peran serta pemerintah untuk turun tangan mengatasi persoalan masyarakat.terutama bagi para penyandang disabilitas.
” Kasihan mereka,terutama bagi para difabel yang memiliki semangat untuk untuk belajar bagi masa depan mereka, ternyata tidak mendapat perhatian dari bupati, “tegasnya.
Seharusnya bupati peka dengan kondisi ini, jangan sampai ada diskriminasi perlakuan terhadap mereka. Sebab ini menyangkut masa depan mereka yang diharuskan mandiri dengan keterbelakangan fisik mereka. (kik)