PAMEKASAN,IndonesiaPos
Gubuk literasi yang di gagas oleh kelompok Rumah Baca Harapan (RBH) Pamekasan yang bergerak secara swadaya ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya kepada anak anak.
RBH ini bergerak serta untuk wujudkan minat membaca kepada generasi bangsa, sehingga sebagai wujud gubuk literasi bagi anak warga Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan,Kabupaten Pamekasan Madura Jawa Timur.
Nampak para pemuda desa itu memandu budaya literasi desa agara meningkatkan minat membaca bagi anak anak. Dan agenda kegiatan itu sudah terlaksana dari awal tahun 2021.
Dijelaskan oleh salah satu Penyedia Tempat lapangan kegiatan RBH, Mohammad Halili, bahwa selama ini pihaknya memang bekerja sama dengan mentor RBH Abdul Hannan yang merupakan Mahasiswa, Prodi Tadris Bahasa Indonesia yang menggeluti Berbagai Bidang Literasi.
Untuk mencetuskan wujud RBH ini. Keduanya bekerja sama untuk menyediakan berbagai macam bahan bacaan dan fasilitas literasi, walau sederhana dan swadaya.
Kendati begitu, jumlah buku yang disiapkan berjumlah ratusan judul buku yang memang berasal dari sumbangan berbagai pihak yang peduli budaya baca anak.
“Tentunya, bahan buku bacaan itu bermaterikan soal pengetahuan umum dan khusus bacaan anak-anak yang semestinya,” kata Halili pada awal media. Minggu (28/08/2021).
Senada dengan Halili, mentor Abd Hannan mengutarakan, bahwa untuk mengembangkan budaya literasi di pedesaan merupakan tanggung jawab bersama. Khususnya, bagi kaum pelajar termasuk mahasiswa.
“Mahasiswa harus menjadi ujung tombak penggerak kegiatan literasi,” tandasnya.
Alhasil, setiap hari Jum’at pagi disaat madrasah setempat libur, kerap kali dijumpai anak-anak desa setempat berkumpul dan membaca buku bareng. Jumlahnya pun kadang sampai puluhan anak yang berkunjung di ruang baca, setiap Jum’at nya.
“Bahkan, saat sekolah daring, kami juga sediakan fasilitas internet gratis bagi yang harus pembelajaran secara online. Jadi membaca sekaligus belajar daring juga,”ujarnya.
Untuk kedepannya, pihaknya tetap bertekad akan lebih banyak membuat program swadaya literasi bagi generasi penerus desanya meskipun di tengah keterbatasan. Karenanya, sangat dibutuhkan berbagai program pendukung dari pemerintah kabupaten setempat, jika memang peduli terhadap anak desa yang ingin belajar dan menguatkan literasi.
“Semoga kedepannya, pemerintah kabupaten juga bisa menyentuh kebutuhan literasi anak desa, sehingga kegiatan ini semakin optimal dan baik lagi dalam pembudayaan literasi,”pungkasnya.( an ).