JAKARTA, IndonesiaPos.co.id
Mantan Menteri Pertahanan Jendral TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu ikut berkomentar soal arahan Presiden RI Joko Widodo pada Kementerian Pertahanan agar tidak bergantung pada sistem utama senjata (alusista) buatan impor.
Ryamizard menceritakan bagaimana arahan yang sama juga dia lakukan saat memimpin Kementerian Pertahanan membantu Presiden Joko Widodo di periode pertamanya 2014 lalu.
“Saya dari dulu emang begitu, kan dari dulu begitu,” ucapnya usai menghadiri kegiatan bedah buku “PKI Dalang dan Pelaku G30S/1965” karangan Aminuddin Kasdi di Lemhanas, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Ia memastikan bahwa Industri alusista dalam negeri saat ini masih mampu menyokong persenjataan militer dalam hal pertahanan NKRI. “Iya industri dalam negeri,” ungkapnya.
Peluang untuk menggunakan alusista buatan dalam negeri kata Ryamizard, cukup banyak. Yang terpenting menurut dia, bukan persenjataan yang digunakan tapi bagaiamana membangun sumber daya manusia yang akan menggunakan senjatanya.
Baca juga : Presiden Jokowi Merespon Rencana Prabowo Belanja Alutsista
“Oh, banyak. Kan saya nggak pernah beli alat luar negeri. Bener nggak saya? Saya nggak pernah yang penting orangnya, the man behind gun. Yang penting hebat-hebat orangnya,” tutupnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memanggil sejumlah menteri ke Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, untuk mengadakan rapat terbatas soal pengelolaan anggaran pengadaan alutsista pada Jumat, 22 November lalu.
Jokowi meminta menterinya untuk menyusun road map-nya pengembangan industri alat utama sistem persenjataan dalam negeri mulai dari hulu sampai hilir dengan jelas.
Baca juga : Belanja Alutsista Kuatkan Pertahanan Indonesia
“Dengan melibatkan baik BUMN maupun swasta sehingga kita bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor alutsista dari luar negeri,” kata Jokowi.
Jokowi juga meminta Prabowo mengakhiri belanja anggaran pertahanan yang hanya berorientasi untuk proyek semata.
“Jangan lagi orientasinya adalah penyerapan anggaran, mampu membelanjakan anggaran sebanyak-banyaknya, apalagi orientasinya sekadar proyek. Sudah, stop yang seperti itu,” ucap Jokowi. (rri*)