<

Saya Tak Takut Corona, Hanya Takut Pada Allah

IndonesiaPos

“Saya tak takut corona, hanya takut Allah.“ Kalimat ini kelihatannya benar dan menggambarkan keimanan yang tinggi. Lalu bagaimana dengan keimanan Baginda Nabi saw yang bersabda, “Hindarilah orang yg sakit lepra sebagaimana engkau lari dari singa.”

Apakah iman kita lebih tinggi dari keimanan Baginda Nabi..?

“Tak mungkin Allah turunkan wabah kepada orang-orang shalih.”

Kalimat ini tampak seperti benar, tapi ada kerancuan. Kalau diyakini bahwa wabah hanya akan mengenai orang kafir/ahli maksiat, lalu bagaimana dengan Sahabat mulia Muadz bin Jabal yang wafat karena wabah penyakit saat itu?

Apakah keimanan beliau lebih rendah dari keimanan kita?

“Tapi mesjid ini adalah rumah Allah, tak mungkin Allah turunkan wabah di rumah-Nya, maka fatwa para ulama itu keliru.”

Ini pun tampak manis didengar, tapi bagaimana dengan sabda Baginda Nabi, “Janganlah kalian mencampurkan antara yang sakit dengan yang sehat.”

“Ah.. Tapi tampaknya di wilayah kita aman-aman saja.”

Semoga kalimat ini benar sesuai fakta. Tapi ahli virus mengatakan bahwa Corona adalah wabah virus yang mudah tersebar dengan masa inkubasi yg cukup panjang, dan orang yang terpapar bisa menularkan lagi dalam masa inkubasi!

Nah. Ungkapan kalimat-kalimat seperti itu menyiratkan seolah kita tak percaya lagi pada otoritas pemerintahan maupun otoritas keilmuan —baik ilmu agama maupun sains. Dan ironisnya hal itu dinyatakan dengan bahasa agama.

Bukankah Allah berfirman, “Tanyakanlah kepada ahli ilmu apabila engkau tak mengetahui.”

Tak mungkin para ulama berfatwa tanpa dasar dan hujjah agama yang kuat. Mereka berfatwa dengan ilmu dan seabrek referensi.

Ayo jaga diri dan lingkungan kita dengan mengikuti protokol kesehatan dan petunjuk para ahli/ulama kita. Tetap semangat, tenang dan tak perlu panik, ikhtiar pol, berdoa maksimal dan bertawakkal!

Wallahu a’lam bis-shawab.

‎اللهم صل على سيدنا محمد و آل سيدنا محمد

Drs. H. Amin Said Husni

 

BERITA TERKINI