JAKARTA, IndonesiaPos
Pasukan Israel dilaporkan bertempur sengit dengan milisi Hamas di Jalur Gaza bagian selatan, Palestina, pada Selasa (5/12).
Gempuran ke Gaza selatan ini berlangsung ketika tentara Israel terus memperluas agresinya ke wilayah itu sejak masa gencatan senjata berakhir.
Pasukan Israel bahkan memberi ultimatum bahwa serangannya ke Gaza selatan akan lebih beringas daripada gempuran ke Gaza utara di awal agresinya sejak 7 Oktober lalu.
Pasukan Israel bahkan telah memerintahkan warga Palestina untuk angkat kaki dari Gaza selatan, wilayah yang akan menjadi fokus gempuran mereka saat ini.
Sejumlah saksi mata melaporkan kepada AFP bahwa beberapa tank Israel beserta pasukan bersenjata lengkap dan buldoser sudah terlihat pada Senin (4/12) di wilayah selatan Gaza tepatnya di Kota Khan Yunis. Daerah tersebut merupakan zona yang banyak dihuni oleh pengungsi warga sipil dari Gaza utara.
Pasukan Israel pada Senin (4/12) sudah menyatakan langkah agresif terhadap Hamas di Khan Yunis. Mereka mengatakan bahwa jalan utama di utara dan timur Khan Yunis adalah wilayah pertempuran.
Di sisi lain, pihak Hamas melalui Telegram mengklaim sudah menumpas dua tentara dan satu tank milik Israel di Khan Yunis. Beberapa roket juga disebut sudah ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel.
Melihat situasi perang yang masih berkecamuk, berbagai organisasi internasional sudah memperingatkan bahwa pengungsi di Gaza sudah mulai kehabisan tempat aman dari gempuran.
“Tidak ada tempat aman di Gaza dan tidak ada tempat lain untuk dituju,” kata Lynn Hastings, Koordinator Humanitarian PBB untuk wilayah Palestina.
“Jika memungkinkan, bahkan dengan skenario terburuk untuk dilakukan, bantuan kemanusiaan mungkin sudah tidak mungkin lagi beroperasi,” kata dia menambahkan.
Sejak perang pecah pada 7 Oktober lalu, pihak Israel menyebut ada 1.200 warganya yang tewas dan 240 disandera. Sedangkan, Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan sekitar 15.900 warga Palestina tewas akibat agresi brutal Israel dalam periode yang sama.
Sekitar 70 persen korban tewas ini merupakan anak-anak dan perempuan. Jumlah korban tewas akibat agresi militer Israel ke Palestina bahkan telah melebihi jumlah korban meninggal invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022 lalu.