JEMBER, IndonesiaPos – Sehari pasca selesainya agenda Kejurprov di Surabaya, Syaroni panitia Kejurprov Basket Jember memberi ucapan terima kasih atas dukungan semua pihak yang memberi supprort baik moral maupun material dalam upaya mengirimkan tim atlit bola basket dalam Kejurprov.
” Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mensupport tim atlit basket Jember untuk mengikuti Kejurprov di Surabaya,”ungkapnya.
Terutama kepada orang tua tim yang telah mengijinkan anak mereka untuk mengikuti Kejurprov kali ini.” Tanpa support dari mereka,baik moril maupun sumbangan dana sulit rasanya bisa mengirimkan tim basket untuk mewakili Jember meski belum rejeki katika tim putra kita hanya menduduki peringkat 4 besar,”tambahnya.
Namun hal ini ujar papa ron, panggilan akrab Syahroni , dengan keikutsertaan mereka merupakan kebanggaan bagi tim atlit basket muda Jember untuk mengasah mental dalam sebuah pertandingan.
“Jangan dilihat dari Raihan peringkatnya, tapi yang terpenting adalah keikutsertaan mereka tanpa adanya anggaran dana dari pemkab Jember sudah sebuah kebanggaan tersendiri,”tambahnya.
Seperti pemberitaan sebelumnya , keberangkatan tim basket Kejurprov yang mewakili Jember hanya bermodalkan sumbangan dari para donatur. pemkab Jember melalui dinas pemuda dan olah raga (Dispora) pun tidak mensupport dengan keberangkatan tim basket Kejurprov kali ini.
Sekdin Dispora,Bambang CW saat dikonfirmasi wartawan terkait persoalan ini melimpahkan kepada pihak KONI.” Silahkan koordinasi dengan KONI,” jawabnya singkat.
Selain Dispora, pihak KONI Jember pun tidak mensupport anggaran untuk tim basket Jember yang bertanding ke Kejurprov. Bahkan Perbasi salah satu induk olah raga basket ternyata tidak sepenuhnya mensupport acara ini.
Ketua Perbasi Jember Rizal Nur Afni saat diklarifikasi media terkait kekurangan anggaran transportasi sesuai yang dijanjikan sebelum keberangkatan tim basket Kejurprov hingga berita ini diunggah belum memberikan statment resmi.
Beruntung, akhirnya tim basket Jember yang mengikuti Kejurprov bisa pulang meski dengan anggaran yang minim. Bahkan untuk kendaraan pun mereka rela berhimpitan dalam satu mini bus yang harus diisi sekitar 22 orang karena tidak adanya support dari pihak -pihak yang berkompeten.(Kik)
