BANYUWANGI, IndonesiaPos
Aktifis Forum Media dan Lembaga Formiga Banyuwangi mempertanyakan penyelenggaraan Turnamen Futsal Wabup Cup 4 tahun 2020. Pasalnya Formiga menemukan tiket turnamen yang tidak diporporasi.
Turnamen Futsal Wabup Cup 4 yang diadakan di GOR Tawangalun, sejak tanggal 3 – 25 Januari 2020. Diikuti oleh ratusan pelajar tingkat SD, SMP dan SMU sederajat dan Umum se Kabupaten Banyuwangi.
Hijrotul Hadi membenarkan, bahwa ketika rombongan Formiga membeli tiket di loket, ditemukan tiket yang dibeli tidak diporporasi. Sedangkan porporasi tersebut adalah sebagai bukti pembayaran pajak 20% ke Pemerintah, dalam hal ini Pemkab Banyuwangi.
“Apabila tiket dikomparasikan dengan jumlah penonton yang hadir, maka ada ribuan tiket yang tidak diporporasi, berarti penyelenggara tidak membayar pajak ke Kas Daerah,”katanya.
Ia mengkalkulasi jumlah penonton per hari berkisar antara 500 – 1000 orang per hari. Secara hitung-hitungan jauh diatas angka 1200 lembar (120 bendel) tiket yang diporporasi. Ini pula atas pengakuan Pejabat Bapenda, ketika dikonfirmasi.
“Kami sudah mengantongi bukti beberapa lembar tiket yang tidak diporporasi.”ungkap Hadi
Sementara itu, Pejabat Bapenda (Badan Pendapatan Daerah) Pemkab Banyuwangi, Mohammad Mahfud, mengaku, pihak Panitia penyelenggara turnamen, sudah melaporkan data kekurangan Pajak yang wajib disetorkan ke Kas Daerah.
“Tim panitia penyelenggara, kemarin hari Selasa tanggal 27/1/2020, sudah datang ke Bapenda untuk melaporkan kekurangannya.”imbuh Mahfud.
Terpisah Ketua cabor Woodball Banyuwangi, Dedy Ary Wydianto mengemukakan, bahwa kejadian tersebut tidak mungkin terjadi apabila Fungsi Pengawasan dari Askab dan KONI sebagai Induk Olahraga di Banyuwangi dilaksanakan dengan baik.
“Saya melihat Pengawasan dari Askab dan KONI Banyuwangi yang lemah, sehingga mengakibatkan hal ini terjadi,”ujar Dedy.
Di tempat berbeda, Ketua DPD AWASI (Aliansi Wartawan Seluruh Indonesia) Banyuwangi, Lamseng Saragih yang juga ikut bergabung di Formiga, mengaku prihatin atas kejadian ini.
“Turnamen ini mengusung nama orang nomor 2 di Banyuwangi, Bapak Wakil Bupati. Sangat disayangkan peristiwa ini terjadi, karena kejadian ini bisa mencoreng nama baik Beliau,”katanya.
Bahkan, Lamseng sendiri sudah mengklarifikasi ke Wabup, dan Wabup sangat marah atas kejadian ini. Sehingga patut diduga hal ini terjadi hanya karena kecerobohan atau kesengajaan dari Panitia Penyelenggara.
“Kita berharap kepada pihak Panitia untuk melakukan klarifikasi, sehingga permasalahannya menjadi terang-benderang,” tutur Lamseng. (ari bp)