<

Tragedi Kerusuhan Kajuruhan Malang Capai 174 Meninggal

MALANG, IndonesiaPos – Tragedi kerusuhan yang terjadi usai pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, menyebabkan ratusan orang meninggal dunia. Diketahui, total korban yang meninggal dunia akibat tragedi tersebut mencapai 174 orang.

Update mengenai jumlah korban meninggal dunia itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak. Data tersebut diperoleh Emil melalui BPBD Jawa Timur sekitar pukul 10.30 WIB.

“Dari data BPBD Jawa Timur per 10.30 WIB, angka (korban meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan) menjadi 174 yang meninggal,” ujar Emil, Minggu, (2/10/2022).

Selain itu, Emil menyebut korban luka berat yang tengah menjalani perawatan mencapai 11 orang dan korban luka ringan yang terdata sebanyak 298 orang.

Putri Sambo Akhirnya Ditahan, Ini Kata Mahfud MD

Tragedi Kanjuruhan usai laga Persebaya Surabaya versus Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, memakan korban jiwa ratusan orang, dua di antaranya dari Kepolisian RI.

Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta, menjelaskan insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bermula ketika laga antara Persebaya kontra Arema FC berakhir dengan skor 3-2 untuk Persebaya. Karena jagoannya kalah, suporter kemudian turun dan merangsek masuk ke dalam lapangan untuk meluapkan kekecewaan dan mengejar pemain dan official Arema FC. Tim Persebaya Surabaya buru-buru dievakuasi petugas dengan kendaraan taktis.

Massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah massa. Saat itulah massa panik dan  mundur hingga terjadi penumpukan orang, sehingga banyak yang pingsan dan terinjak-injak.

Jack Centre Ungkap Dugaan Penyimpangan Dana Transfer Pusat Ke Daerah Ratusan Miliar

“(Pihak) pengamanan melakukan upaya pencegahan dan upaya pengalihan supaya mereka tidak masuk ke lapangan dan mengejar para pemain. Dalam prosesnya itu, dilakukan upaya pencegahan sampai dikeluarkan gas air mata, karena sudah anarkis, mereka menyerang petugas dan merusak mobil dan akhirnya kena gas air mata,” ujar Irjen Nico.

“Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion,” katanya.

BERITA TERKINI