BONDOWOSO, IndonesiaPos.co.id
Wakil Ketua DPRD Bondowoso Andi Hermanto meminta pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) setempat bertanggung jawab atas prestasi buruk kontingen Bondowoso dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim VI/2019 di Gresik, Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban pada 3-16 Juli lalu. Karena, KONI sebagai induk organisasi tertinggi yang menaungi cabang olahraga (cabor) prestasi di Bondowoso telah gagal membawa kontingen Kota Tape –julukan Bondowoso- mempertahankan tradisi meraih medali emas dalam Porprov VI.
Padahal, empat gelaran porprov sebelumnya, yakni Porprov II/2009 di Malang Raya, Porprov III/2011 di Kediri, Porprov IV/2013 di Madiun, dan Porprov V/2015 di Banyuwangi, Bondowoso selalu membawa pula medali emas. Tapi, Porprov VI/2019, Bondowoso hanya meraih 3 medai perak dan 4 perunggu, serta terpuruk di peringkat ke-37 dari 38 kontingen se-se-Jatim dalam klasemen akhir perolehan medali.
”Ini jelas, KONI Bondowoso harus bertanggung jawab dan melakukan evaluasi total atas prestasi buruk Bondowoso dalam Porprov VI. Bahkan, KONI harus rombak pengurus,” tegas Andi.
Apalagi, dia melihat pengurus KONI Bondowoso banyak dihuni pensiunan aparat sipil negara (ASN) yang usianya tidak muda lagi. Selain itu, banyak pengurus yang tidak memahami tugas dan fungsi KONI sebagai induk organisasi tertinggi cabor prestasi.
”Buat apa pertahankan pengurus KONI yang sudah pensiunan dan tidak mengerti olahraga. Jadi, sudah saatnya pengurus KONI Bondowoso diberikan kepada orang-orang lebih muda yang mengerti dan memahami pembinaan olahraga prestasi,” kata politisi Partai Demokrasi Indonesai Perjuangan (PDI-P) Bondowoso itu.
Andi juga menyoroti, prestasi buruk Bondowoso dalam Porprov VI, akibat kesalahan KONI dalam menentukan cabor potensial merebut medali. Seharusnya, sebelum memutuskan memilih cabor yang tampil di Porprov VI, KONI memetakan cabor yang memiliki peluang meraih medali.
”KONI juga harus memantau kesiapan cabor daerah lain. Sehingga, KONI tidak asal kirim cabor ke Porprov. Tapi, atlet dari cabor yang dikirim ke Porprov, itu benar-benar diprediksi KONI berpeluang meraih medali. Lebih baik mengirim cabor tidak banyak, tapi memenuhi harapan, daripada kirim banyak cabor, tapi hasilnya mengecewakan,” jelasnya.
Kecaman keras Andi pada KONI atas prestasi buruk Bondowoso dalam Porprov VI, ini juga dikarenakan DPRD sangat mendukung pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga. Sebagai wujud dukungan DPRD adalah menggelontorkan anggaran olahraga setiap tahun ke KONI dari APBD Bondowoso.
”Bahkan, anggaran olahraga yang digelontorkan DPRD ke KONI dari APBD Bondowoso 2019 mencapai Rp 2 miliar. Jadi, KONI harus mengelola anggaran itu dengan baik dan melakukan skala prioritas dalam pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga,” katanya.
Ketua KONI Bondowoso, Noer Soetjahjono mengakui prestasi Bondowoso kurang maksimal dalam Porprov VI/2019. Namun, dia tetap bangga dengan prestasi gagal mempertahankan tradisi meraih medali emas dan hanya merebut 3 perak serta 4 perunggu, karena Bondowoso mengandalkan atlet putra daerah.
”Kita memang tidak dapat banyak medali. Peringkat kita juga di bawah. Tapi, saya sebagai KONI Bondowoso bangga, karena kita menggunakan atlet sendiri,” katanya.
Dalam klasemen akhir perolehan medali Porprov VI/2019, Bondowoso mengikuti 19 cabor. Raihan 3 medali perak dan 4 perunggu diperoleh dari cabor balap sepeda, taekwondo, tarung derajat, paralayang, dan senam artistik. Bondowoso menempati peringket ke-37 dari 38 kontingen dalam klasemen akhir perolehan medali Porporv VI. Bondowoso kalah dari kabupaten tetangga di eks karesiden Besuki, yakni Banyuwangi, Lumajang, Jember, dan Situbondo.
Banyuwangi peringkat ke-8 meraih 14 medali emas, 19 perak, dan 24 perunggu dengan poin 118. Lumajang peringkat ke-16 mendulang 9 emas, 11 perak, 34 perunggu degan poin 72. Jember perigkat ke-24 mengemas 7 emas, 2 perak, 9 perunggu dengan poin 41. Situbondo peringkat ke-33 mengoleksi 4 emas, 1 perak, 9 perunggu dengan poin 27.
Gelar juara umum Porprov VI diraih Surabaya yang merebut 113 emas, 89 perak, dan 78 perunggu dengan poin 708. Posisi runner up ditempati Kota Kediri meraih 60 emas, 44 perak, dan 49 perunggu dengan poin 377. Sidoarjo di urutan ketiga meraup 46 emas, 36 perak, 57 perunggu dengan poin 313. Urutan keempat Kota Malang dan kelima Kabupaten Malang.(ido)