TRENGGALEK – IndonesiaPos
Seorang warga Trenggalek berinisial IP (36) terpaksa menelan pil pahit setelah uang investasinya yang dijanjikan dengan keuntungan 20 persen setiap bulan justru hilang tanpa jejak.
Peristiwa ini bermula dari tawaran menggiurkan yang disampaikan oleh pasangan suami istri Debbie Elizanty R dan Endri Setiono, warga Desa Ngantru, Kecamatan Ngantru.
Informasi yang berhasil dihimpun, awal mula kisah ini dimulai ketika IP dikenalkan kepada Debbie dan Endri melalui seorang kerabat bernama Rudi. Debbie menawarkan skema investasi dengan iming-iming keuntungan fantastis sebesar 20 persen per bulan.
Awalnya, IP enggan terlibat, namun Debbie meyakinkan IP dengan janji bertanggung jawab penuh secara pribadi serta jaminan bahwa uang yang dititipkan dapat diambil kapan saja.
Dengan bujukan tersebut, IP akhirnya menyerahkan uang sebesar Rp100 juta secara tunai kepada Debbie, dengan disaksikan oleh Endri Setiono, yang diketahui memiliki jabatan penting di UIN Tulungagung.
Sementara itu, Debbie terlibat dalam Koperasi Bahana Lintas Nusantara Kediri.
Pasangan suami istri ini bahkan membuat perjanjian tertulis yang seolah-olah mengonfirmasi bahwa investasi tersebut sah dan akan memberikan keuntungan bagi IP. Namun, satu bulan setelah dana diserahkan, Debbie memberitahukan bahwa perusahaan investasi tersebut sedang mengalami masalah.
Dia juga menyebut bahwa Kepala Desa Joho Kalidawer, Nur, bertindak sebagai koordinator investasi, yang dijanjikan akan menyelesaikan masalah tersebut.
Perjanjian yang ditandatangani bersama menyatakan bahwa Debbie bertanggung jawab penuh atas uang yang diterima dari IP, dengan hak bagi IP untuk mengambil kembali uang tersebut kapan saja. Namun, kenyataannya sudah tiga tahun berlalu, dan Debbie hanya terus berjanji tanpa hasil.
Hingga kini, uang IP yang diharapkan kembali belum ada tanda-tanda akan dikembalikan, membuat IP semakin terjebak dalam ketidakpastian.
Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap tawaran investasi dengan iming-iming keuntungan yang tidak realistis.(tam)