JAKARTA, IndonesiaPos – Pertemuan antara Ketua umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah mendapatkan izin dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Diketahui KIB terdiri dari PAN, Partai Golkar, dan PPP. “Saya datang ini juga sudah bicara sama Pak Airlanga sama KIB. Mereka senang hati karena silaturahim ini,”kata Zulkifli usai pertemuan di kediaman Prabowo di Kebayoran Baru, Sabtu (8/4/2023).
Zulkifli mengemukakan, pertemuan ini merupakan upaya memastikan arah koalisi dan kemenangan.
“Ini yang Pak Prabowo disampaikan yang kami diskuskan intinya kita ingin Indonesia yang menang, Indonesia yang menang. Bagaimana Indonesia menang ya tadi yang kami sampaikan bersamaan ya komitmen kebangsaan di bawah komando Pak Jokowi sebagai jalan tengah nanti untuk memajukan Indonesia,”ujarnya.
Selain itu, Sekjen PAN Eddy Soeparno menambahkan, PAN sudah tidak lagi melakukan penjajakan dalam mendukung Prabowo sebagai capres. PAN sudah sangat memahami performa mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.
BACA JUGA :
- Selain Bupati Meranti dan Istrinya, KPK OTT 25 Orang
- Ingin Predikat WTP, Bupati Meranti “Suap” Auditor BPK
- PPSAK Anggap KPK Lemah, Kasus Besar Cenderung Diabaikan?
“Bagi PAN penjajakan dengan Prabowo, penjajakan dengan gerindra itu sudah selesai karena kita sudah sejak 2014-2019 bersama sama beliau jadi kita sudah sangat paham. Yang tadi kita bicarakan dengan adalah pembicaraan koalisi kebangsaan yang insyaallah sedang kita rajut bersama,”tegasnya.
Dia membantah jika pertemuan itu ada Presiden Joko Widodo mengatur arah koalisi partai politik. Menurutnya partai politik punya independensi dalam menentukan perjuangan arah partai ke depan dan terciptanya dua poros.
“Saya kira kita tidak bisa menyimpulkan ke sesuatu (dua poros). Tadi saya sampaikan ini bagian dari sebuah proses yang kita awali dan ini proses tahap awal. Nanti akan ada pembicaraan yang berkesinambungan,” jelasnya.
Sampai saat PAN belum mengetahui arah koalisi yang akan mengusung Prabowo sebagai capres. Menurutnya masih dibutuhkan pembicaraan yang intens antara partai politik.
Eddy juga membantah kedatangan PAN bertemu Prabowo merupakan intruksi dari Jokowi untuk menjadi mediator koalisi besar.
“Setelah kita duduk bersama dan ini ada pembicaraan yang berulang baru kita bisa memformalkan, baru terlihat formatnya seperti apa,”tandasnya.