JAKARTA – IndonesiaPos
Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menetapkan dua orang menjadi tersangka kasus perdagangan bayi di Kota Yogyakarta. Kedua tersangka itu berinisial JE (44) dan DM (77) yang berprofesi sebagai bidan di salah satu rumah bersalin.
“Kita sudah masuk tahap penyidikan. Dimana dua orang pelaku DM dan JE ditetapkan sebagai tersangka,” kata Kasubdit 4 Renakta Ditreskrimum, Polda DIY AKBP Tri Wiratmo kepada sejumlah wartawan, Minggu (15/12/2024).
Selain itu, pihaknya masih memeriksa saksi-saksi dalam kasus ini, seperti, memeriksa pihak Ketua RT dan Ketua RW setempat. “Kita juga mintai keterangan RT dan RW setempat,” ujarnya.
Tri Wiratmo menyampaikan kedua tersangka ini memperjualbelikan bayi tersebut sejak tahun 2010. Sedangka untuk JE sudah pernah pernah menjadi residivis pada 2020 dan telah divonis kurungan selama 10 bulan di Lapas Wirogunan, Yogyakarta.
“Kenapa sampai 10 tahun (baru terungkap) karena klinik itu sendiri tertutup tempatnya. Artinya tidak semua orang bisa masuk dan warga sekitar juga tidak curiga,” ucapnya.
Selain menetapkan dua tersangka itu, pihaknya juga melakukan pendalaman. Untuk mengetahui pihak-pihak lain yang terlibat dalam perdagangan bayi ini.
“Di dalam penyelidikan kita memang dimungkinkan ada. Tapi selama ini hanya tersangka saja karena tersangka ini kan yang salah satunya peran JM ini mencari bapak angkat ilegal,” katanya.
Dalam perdagangan bayi itu, kedua tersangka menetapkan tarif bervariasi. Menurutnya, terdapat perbedaan harga untuk bayi laki-laki dan bayi perempuan.
“Kalau perempuan itu harganya sampai Rp55 juta sampai Rp65 juta. Kalau laki-laki sampai Rp65 juta sampai Rp85 juta,” ujarnya.
Tri menyampaikan, bayi itu disasar adalah bayi di luar pernikahan. Selain itu, bayi yang tidak dikehendaki kelahirannya.
“Mungkin ada salah seorang yang hamil seperti oknum mahasiswi hamil dan takut dengan orang tuanya akhirnya dititipkan di panti itu,” ucapnya. Berdasarkan data yang diperoleh Polda DIY kurun 2015 hingga saat dua tersangka tertangkap tangan pada 4 Desember 2024.
Tercatat sebanyak 66 bayi dijual terdiri atas 28 bayi laki-laki dan 36 bayi perempuan serta 2 bayi tanpa keterangan jenis kelaminnya. Dari dokumen serah terima atas bayi-bayi dari rumah bersalin tersebut.
Diketahui bahwa bayi tersebut diadopsi oleh pihak-pihak dalam dan luar Kota Yogyakarta termasuk Surabaya, NTT, Bali, hingga Papua. Atas perbuatannya, JE dan DM dijerat dengan Pasal 83 Unduang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2016 tentang perlindungan anak serta pasal 76F UU Nomor 35 tahun 2014, dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda maksimal Rp300 juta.
12 Anak Yatim Dapat Santunan Dari Dharma Wanita Diskoperindag Bondowoso