<

Wartawan Indosiar Diintimidasi, IWO Pamekasan Minta Polisi Tangkap Pelaku

PAMEKASAN,IndonesiaPos

Wartawan media Televisi Indosiar Fahrur Rosi mengalami intimidasi dan kekerasan dari massa aksi saat meliput Aksi Demo penutupan tempat wisata Bukit Bintang di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan.

Peristiwa ini bermula saat Fahrur Rosi mau mengambil gambar beberapa massa yang melakukan pembakaran fasilitas Wisata Bukit Bintang. Namu ia mengalami intimidasi dan kekerasan dari sekelompok orang yang mengatasnamakan pendemo.

“Kejadian tersebut berawal pada saat saya mau mengambil gambar tempat wisata bukit bintang yang di bakar oleh pendemo, tiba-tiba saya didatangi seorang pendemo dan membentak saya untuk mematikan kamera pada saat itu saya sedang memgambil gambar,”tuturnya

“Saya yakin itu bukan dari santri, jadi dari luar sepertinya, karena kalau saya lihat modelnya itu bukan santri,”ungkapnya

Menurutnya, dirinya sudah menjelaskan kalau seorang wartawan, namun orang itu tidak menghiraukan pengakuanya sebagai seorang wartawan, akhirnya warga pengujuk rasa yang ada disitu terpancing emosi sehingga ada yang menarik paksa dirinya, bahkan ada yang memukul dan menendang.

“Beruntung saya diselamatkan oleh anggota kepolisian dan koramil Palengaan, namun meski sudah dilerai oleh pihak kepolisian dan Koramil warga terus menarik saya dan mau merampas kamera saya, beruntung saya dapat melarikan diri dari kerumunan massa dan akhirnya saya selamat,”pungkasnya

Sementara itu Dyah Heny Andriyanty Ketua IWO Pamekasan  mengutuk keras aksi Massa  yang melakukan intimidasi dan tindakan kekerasan wartawan Indosiar saat melakukan Liputan aksi demo penutupan wisata Bukit Bintang Desa Larangan Badung Pamekasan

Dyah meminta pihak kepolisian segera menindak tegas massa aksi yang terlibat dalam kekerasan terhadap wartawan tersebut

“Untuk menjamin kemerdekaan dan kebebasan pers, institusi manapun di negeri ini harus tunduk dan patuh dengan UU Pers No.40 tahun 1999,”pungkasnya. (Heny).

BERITA TERKINI