<

Diduga Mark Up Proyek PDAM, Direktur Malah Curhat

JEMBER, IndonesiaPos

Dugaan mark Up Proyek Pembangunan sumber mata air di desa Serut Kecamatan panti yang dilakukan pihak PDAM Jember dengan menggunakan anggaran Penyertaan Modal sebesar Rp.3.9 M diduga merugikan negara hingga milyaran rupiah.

Proyek yang dilaksanakan pada tahun 2020 tersebut selain diduga tidak sesuai dengan besaran anggaran yang dikeluarkan, sarana akses jalan menuju lokasi pembangunan sumber mata airnya ternyata bermasalah karena ditutup warga.

Dari pantauan media terlihat pembangunan proyek yang menelan anggaran hingga kurang lebih Rp.3.9 M tersebut  hanya berupa kolam penampungan air, tembok pembatas serta instalasi listrik untuk mensuplay tenaga penggerak pompa air.

Direktur PDAM, Adi Setiawan saat dikonfirmasi Media via pesan WhatsApp terkait persoalan dugaan mark up proyek tersebut bukannya menjelaskan bagaimana  proses pekerjaannya sumber mata air tersebut malah berusaha menghindar dan sempat curhat.

“pembangunannya menggunakan dana pdam dan prosesnya sesuai peraturan pengadaan di perumdam tirta pandalungan. Untuk proses lelangnya silahkan cek di web
https://tirtapandalungan.com,”ujarnya.

Namun sayangnya saat dibuka di website tersebut tidak ditemukan proses lelang pekerjaannya.  Selain memberikan klarifikasi yang  berbeda dengan fakta yang ada,Adi juga sempat mengungkapkan kekesalannya terhadap kondisi PDAM.

“Menurut saya yg bermasalah bukan proyeknya, yang bermasalah adalah pengadaan sumber tahun 2012 kok tidak dibangun dan dimanfaatkan, terus pdam itu jual air apa makelaran tanah,” curhatnya pada media.

Lebih lanjut menurut Adi, proyeknya mampu mengaliri 785 sambungan rumah di panti gratis dan telah mendapat pengembalian dana dari kementerian keuangan 785 x 3 juta . ( bagian dari 3750 Sambungan rumah yang sudah masuk kasda 2020 ).

“Jadi tidak ada kerugian, kalau mau dicari kerugian adalah pengadaan sumber tahun 2012-2020 yang mangkrak tidak berfungsi, sayang pdam rugi punya sumber mangkrak sedang rakyat membutuhkan,”sambungnya.

Namun sangat disayangkan penyataan Adi tersebut melebar dari klarifikasi media soal dugaan mark up proyek tersebut. (uki)

BERITA TERKINI