JAKARTA, IndonesiaPos
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mendorong warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri untuk menggunakan hak suaranya di Pemilu 2024.
Selain itu, ia juga meminta mereka menyukseskan pesta demokrasi yang akan berlangsung pada bulan Februari tahun 2024 mendatang.
“Kepada penyelenggara Pemilu seperti PPLN yang hadir di sini, kampanyekan pada rakyat bahwa Pemilu itu mahal. Karena demi demokrasi, integrasi, dan nomokrasi, kita bersedia mengeluarkan dana besar untuk menyelenggarakan Pemilu,” kata Menko Polhukam saat berdialog dengan masyarakat Indonesia di Korea Selatan, di Wisma Duta, Seoul. Jum’at (1/9/2023)
Mahfud menegaskan bahwa Pemilu dengan biaya yang mahal dilaksanakan secara terjadwal. Hal itu karena pemerintah konsisten menjaga agar demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik.
Mahfud mencontohkan pengalamannya ketika berkunjung ke sebuah negara di Eropa Timur pada tahun 2007. Jumlah masyarakat Indonesia di negara itu sangat sedikit, tapi pemerintah Indonesia tetap menyelenggarakan Pemilu dengan biaya yang tidak kecil.
“Orang Indonesia di negara itu hanya 18 orang, termasuk duta besarnya. Tetapi kita tetap laksanakan Pemilu di sana dengan biaya yang tidak kecil,” ujar Mahfud.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh warga Indonesia di luar negeri untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) saat pencoblosan.
“Bayangkan, untuk 18 suara saja, negara harus keluar sampai Rp500 juta untuk menggelar Pemilu. Apalagi di Korsel ini yang suaranya mencapai 26 ribu lebih seperti kata pak Dubes tadi,”kara Mahfud yang didampingi oleh Dubes RI di Seoul, Gandi Sulistiyanto.
Dalam sesi dialog, Mahfud menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa tentang respons anak muda yang diduga tida antusias mengikuti Pemilu karena kualitas para calon, termasuk calon legislatif.
Menko Polhukam menjawab bahwa berdasarkan data yang dimilikinya, pemilih usia muda justru akan berperan penting pada Pemilu tahun depan.
“Jangan lupa, Pemilu memang tidak untuk mencari pemimpin yang sungguh-sungguh ideal dan sempurna. Di mana pun itu tidak akan didapatkan,”kata Mahfud.
Pemilu, menurutnya, adalah untuk mencari pemimpin terbaik di antara para calon yang ada, yang mungkin saja dinilai jelek oleh pemilih. Pemilu juga sejatinya untuk menghindari orang jahat menjadi pemimpin.
“Tetapi apa pun pilihan anda, suara anda sangat menentukan nasib dan masa depan bangsa. Karena itu anda tidak boleh golput,” ujarnya menegaskan.
Sebelumnya, Dubes RI memaparkan bahwa Daftar Pemilih Tetap atau DPT di Korsel tergolong besar yakni mencapai 26.850 orang.
“Oleh karena itu, arahan dan penjelasan dari pak Menko Polhukam ini amatlah penting dalam memberikan pemahaman jelang Pemilu, khususnya kepada masyarakat kita di Korsel,”ucap Gandi Sulistianto
Selain didampingi Duta Besar, dialog Menko Polhukam dengan masyarakat Indonesia juga dihadiri Wakil Kepala Perwakilan KBRI Seoul, Sekretaris Kemenko Polhukam.
Selanjutnya Deputi Bidang Koordinasi Luar Negeri Kemenko Polhukam, Staf Khusus Menko Polhukam, pejabat dari KBRI, dan Kementerian Luar Negeri..