<

Ketua RT dan Warga Perumahan Bernady Land “Keroyok” Penghuni Cluster Magnolia

JEMBER, IndonesiaPos

Lagi-lagi terjadi aksi dugaan penganiayaan di Perumahan Bernady Land. Jika beberapa waktu lalu sempat terjadi insiden cek-cek warga dengan salah seorang  anggota DPRD Jember yang berujung pada pelaporan warga , kali ini aksi pelaporan justru dilakukan  Eko Saputro (31) bersama istrinya Tiara Restufani (27), warga perumahan Bernady Land Cluster Magnolia,  ke polsek Patrang atas dugaan  penganiayaan oleh Ketua RT, bernama Vindy, Taufiq dan Adi, warga perumahan Bernady Land.

Menurut pengakuan korban, kronologis kejadiannya terjadi pada Senin (7/6/2021) malam, pukul 23.00 WIB.  awal kejadian tersebut bermula saat dirinya bersama istrinya pulang dari rumah saudaranya, saat di taman, banyak anak kecil sedang bermain. Namun, tiba-tiba salah satu dari anak kecil laki-laki melompat dari taman, kemudian tiarap di depan mobilnya.

“Saya kaget bukan main, sambil klakson kemudian saya buka kaca mobil, saya Cuma bilang hei. Gitu aja,”kata Eko Saputro. Selasa, (8/6/2021) malam.

Dan dia langsung pulang kerumahnya. Namun tak berselang lama, ia harus meninggalkan rumahnya, karena dinas malam. Pada saat lewat ditaman tempat terjadinya tadi, terlihat masih banyak anak kecil bermain. Setelah sampai dipintu gerbang, ada salah satu anak sedang bermain pintu gerbang dengan membuka kemudian menutup.

Mengetahui hal itu ia sempat menanyakan kepada anak tersebut mengapa kok dibuka tutup. “Mau ditutup tah?” Tanya Eko. namun, tiba-tiba ada anak kecil merekam saya pakai HP. Saya pun turun untuk mengingatkan anak itu supaya tidak direkam video, tapi dia mengelak dengan mengaku tidak merekam.

Setelah dia ditempat kerja di Rumah Sakit Paru Bondowoso, tiba-tiba istrinya telpon, memberitahu jika dirumah didatangi ketua RT, yang bernama Vindy bersama sejumlah anak kecil, dengan nada , marah kepada istrinya, alasanya mencari dirinya. Sementara, saat itu ia sedang bekerja sehingga tidak mungkin pulang.

“Istri saya merasa terancam, karena tiba-tiba didatangi pak RT bersama anak-anak, dan istri saya meminta saya pulang, katanya saya dicari pak RT. Beberapa saat kemudian, datang lagi dua orang. Karena istri saya merasa ketakutan, saya dikasih nomor HP pak RT. Kemudian saya, telpon dan menanyakan kepentingannya,”urainya.

Eko sempat bertanya kepada pak RT mengapa ia mencari dirinya. “Ada apa pak cari saya,? Katanya ada yang mau dibicarakan. Akhirnya saya pulang. Karena saya tidak curiga kalau akan terjadi kekerasan,”tambahnya.

Sesampainya didepan pos Ssatpam, ternyata sudah banyak orang. Bahkan ketika didepan gerbang ada orang berdiri menghadang dirinya.  Kemudian dia memarkir mobil mendatangi orang-orang yang sedang berkumpul itu.

“Tidak banyak ngomong pak Taufiq itu langsung memukul saya, sambil berkata, kamu nantang saya. Saya ini orang Madura. Pak RT juga ikut memukul saya, dan saya pasrah tidak melawan,”ungkapnya. 

Pada saat kejadian itu, istrinya sempat merekam kejadian itu. Tapi salah satu warga namanya Adi sempat merebut HP istrinya.  “Saat itu saya tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka memukul saya secara bergantian, saya dicekik, dipukul dan ditendang. Namun, anehnya saat itu ada Satpam, Cuma melihat kejadian itu. Satpam itu tidak berusaha untuk melerai, saya dianiaya jadi tontonan warga,”tegasnya.

Eko hanya menyesali tindakan warga, yang hanya menonton aksi pemukulan itu. karena dirinya bukan pelaku kriminal, bukan pencuri, dan tidak melakukan penganiayaan terhadap anak kecil.

“Ternyata, warga sudah merencanakan untuk mengroyok saya, karena saya punya rekaman suara, mereka, nanti tak jadikan bukti. Setelah kejadian itu, saya langsung lapor ke Polsek Patrang. Namun petugas menyarankan agar melakukan visum ke RSD dr.Soebandi Jember,”imbuhnya.

Sementara itu Kapolsek Patrang AKP Heri Supatmo saat dikonfirmasi media via pesan WhatsApp menyatakan masih menunggu proses .

“Sudah saya tanyakan kanit reskrim dan  kita menunggu hasil visum. Sedangkan  LP nya belum terbit  karena infonya mereka masih mau mediasi,”jawabnya singkat.

BERITA TERKINI