PAMEKASAN – IndonesiaPos
Sejumlah wartawan yang tergabung di Ikatan Wartawan Online (IWO) mendatangi Dinkes Pamekasan untuk mempertanyakan keseriusan kinerja di bidang peningkatan layanan kesehatan di Puskesmas agar segera diaktifkan kembali Polindes mubadzir yang sudah bertahun- tahun tidak ditempati, Sabtu (03/2/2024)
Ketua IWO Pamekasan, Dyah Heny Andryanti mendesak Dinas kesehatan untuk mengaktifkan kembali Polindes yang selama ini hanya dihuni kambing. Sebab, layanan kesehatan secara prima kepada masyarakat merupakan satu program pemerintah daerah.
“Namun fakta yang terjadi bertolak belakang 180 derajat. Saya minta seluruh elemen kesehatan harus lebih serius lagi meningkatkan kinerjanya,”kata Dyah Heny.
Oleh karenanya, IWO Pamekasan akan terus memperjuangkan aspirasi masyarakat. “Intinya, kami datang ke Puskesmas dalam rangka menyampaikan aspirasi masyarakat yang sangat menginginkan Polindes tak berpenghuni itu dibuka dan diaktifkan kembali,”tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Bidang kehumasan Ansory meminta kejelasan dan kepastian Kepala Puskesmas Tlanakan.
Saat ditemui diruang kerjanya Kepala Puskesmas Tlanakan Heny dan di dampingi Kepala Tata Usaha (KTU) Puskesmas Muhammad Yasin pada (31/1/2024), mengaku baru diangkat Kepala Puskesmas Talanakan pada Juli 2023. Dia berjanji manis dan akan mencoba menyelesaikan masalah.
“Perlu diketahui bersama bahwa kami diangkat pada akhir Juli tahun 2023 dan akan mengembalikan fungsinya sebagaimana yang diinginkan oleh masyarakat,”kata Kapus.
Saat disinggung soal pembangunan Polindes yang dibangun sejak tahun 2016 sampai 2024 yang tidak difungsikan malah dihuni oleh hewan kambing, Kepala Puskesmas Tlanakan, Heny menjelaskan
bangunan Polindes tersebut di fungsikan sewaktu-waktu kalau ada acara posyandu, seperti halnya, kegiatan ibu hamil dan anak.
“Nantinya akan ada pelayanan primer selain bidan yang menempati nanti akan ada kader posyandu,”ujarnya.
Menurut dia, langkah itu sejalan dengan program pemerintah yang namanya program ILP yakni Integrasi Layanan Primer.
“Program baru tersebut diluncurkan pemerintah untuk semakin mendekatkan pelayanan itu ke desa, bagaimana mengontrol masyarakat kesehatannya. Nanti disana akan kami fungsikan sebagaimana fungsinya Polindes. Jadi memang kami sudah berupaya untuk melakukan rangka bagaimana polindes itu difungsikan,”terang Kapus Tlanakan.
“Saya dengan pak KTU sudah dari dulu ada upaya untuk itu, setiap hari ditempati. Kemungkinan pagi sampai dengan sore. Nah, pagi sampai siang jam kerja itu akan ada tahapan tahapannya,”tambahnya.
Namun, sebelum itu, pihaknya melakukan sosialisasi terlebih dahulu. karena harus melatih kader juga, ada kader yang harus dilatih, kemudian ada bidan.
“Jadi, ini benar-benar terintegrasi untuk bagaimana kita mendukung tentang layanan primer dan kesehatan masyarakat itu terutama penyakit kronis,”tandasnya.
Disisi lain, tambah Kapus, masyarakat mengharapkan agar Polindes tersebut bisa dioperasionalkan kembali.
“Dan bidan yang ditugaskan harus menempati Polindes yang sudah disediakan,”imbuhnya.
Diketahui, Polindes itu sejak awal dibangun tidak jelas dan buktinya sampai sekarang tidak terawat. Meski sempat ditempati oleh bidannya, tapi tidak maksimal.
Sementara yang menempati gedung Polindes itu keluarganya Carek (S) tapi tidak lanjut, sehingga Polindes tidak terawat bahkan listriknya padam setiap malam,” kata Warga setempat inisial M.
Dia merasa kasihan pada masyarakat, karena banyak sekali keluhan dari masyarakat, akibat tidak adanya kegiatan di Polindes tersebutr, sehingga masyarakat di desa Ceguk, Gugul, dan Dusun Glagga tidak mendapat layanan kesehatan.
“Tidak semua masyarakat disini ke Bu Fina karena merasa kecewa sudah tidak menetap di Polindes,”keluhnya.
Pihaknya menyayangkan Polindes di desanya tidak dioperasionalkan dengan baik, bahkan sudah banyak kotoran kambing yang menjijikkan. (Ima)
Sekdinkes Pamekasan Mengaku Kaget, Gedung Polindes Dihuni Kambing