<

Kader PDI Perjuangan Harus Membumikan Ajaran Bung Karno

IndonesiaPos –

Rakernas I PDI Perjuangan yang akan datang dengan tema Solid Bergerak Wujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi sosial merupakan momen konsolidasi ekonomi politik yang menjadi agenda penting PDI Perjuangan sebagai partai pelopor di negeri ini.

Dengan Geopolitik Indonesia yang sangat strategis sebagai negeri yang kaya akan natural resources, maka penting sebagai partai pelopor untuk mengawal agenda ekonomi politik di negeri ini.

Yang tentunya, konsolidasi ekonomi politik ini tentu berbasis gerak jaman, dimana riset dan database natural resources juga bagaimana mengelolanya menjadi penting untuk dibicarakan dalam sebuah Rakernas ke depan. Dan spirit ini tentunya sudah lazim dengan nilai-nilai Trisakti Bung Karno. Dimana Berdikari secara ekonomi memerlukan langkah yang kekinian dalam membumikannya.  PDI Perjuangan akan menggelar pameran hasil-hasil pertanian, UKM dan ekonomi kerakyatan saat Rakernas I.

Saya sangat setuju. Ini juga gagasan yang sesuai dengan gagasan Bung Karno. Berdikari secara ekonomi adalah bagaimana PDI Perjuangan sebagai partai pelopor juga menggerakkan pelaku usaha kecil seperti UMKM. Karena mereka lah, dimanapun berada selalu menyumbangkan pendapatan daerah dalam ekonomi sektor informal. Mereka pelaku ekonomi yang sebetulnya menjadi kekuatan penting di setiap lokal daerah. Dimanapun itu. Maka selayaknya sebagai partai pelopor seperti PDI Perjuangan haruslah mengadvokasi dari peran-peran mereka di setiap daerah. Sebagai salah satu agenda  Rakernas I nanti adalah konsolidasi untuk memenangkan Pilkada 2020 nanti.

Untuk di Jawa Timur sendiri, saat ini sedang dilakukan konsolidasi secara berkala di 19 Kabupaten/ Kota yang akan mengikuti Pilkada serentak. Dengan begitu tahapan menganalisis dan monitoring setiap wilayah bahkan mendalami peran-peran dan jejak aktivitas politik  calon kepala daerah yang mendaftarkan diri di PDI Perjuangan sudah tentu menjadi fokus perhatian kami di Jawa Timur .

Khusus Surabaya yang pertama dilakukan adalah konsolidasi mesin partai. Yang kemudian dilanjutkan dengan membangun jaringan relawan di luar partai dengan terstruktur dan terukur. 

Survei juga secara periodik, juga menjadi langkah penting pada tahapan pemenangan karena setiap langkah pemenangan di Surabaya harus berbasis data ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan . Meski Surabaya memang menjadi basis PDI Perjuangan, namun survei ini tidak bisa ditinggalkan untuk mendapatkan berbagai  data-data. Dan data  tersebut sangatlah penting untuk memotret dinamika pemilih di perkotaan. 

Selain itu, pendekatan kepada tokoh-tokoh di lokal perkampungan menjadi penting pula. Maka dari itu kita instruksikan agar kader-kader partai bisa merebut jabatan Ketua RT/RW/LPMK. Dan saat ini kita sdh menempatkan 70% kader kita di posisi tersebut.

Hingga saat ini ada beberapa calon yang akan maju dan lumayan aktif di Surabaya. Terlihat dalam pemasangan alat peraga, baik dari kader partai PDI Perjuangan sendiri maupun politisi dari kelompok lain. Bahkan animo calon independen pun sudah muncul lebih dari 2 pasangan calon. 

Berdasarkan survei internal terakhir (29 Des ‘19) posisi tiga besar dalam elektabilitas dikuasai oleh kader PDI Perjuangan. Whisnu Sakti Buana 31,6%, Armuji 12% dan Puti Guntur Soekarno 9,6%. Sementara yang belum menentukan hanya 6.4%.

Dalam melawan berita  hoax  dan negatif di daerah yang akan muncul dalam Pilkada  nanti apa strategi untuk melawan isu tersebut, Yang akan kami lakukan adalah mengimbangi dengan aktifitas-aktifitas yang positif dan terukur.  Agar mereduksi isu negatif yang ada.  Yang kedua adalah membangun komunikasi kepada jaringan pemimpin media di Surabaya. Baik online, cetak maupun audio visual

Kesolidan kader-kader kita  di daerah, Hingga saat ini konsolidasi internal partai sudah dilakukan mulai tingkatan DPC, PAC, Ranting dan Anak Ranting. Sedangkan jaringan relawan kader yg non struktural melakukan konsolidasi dengan pertemuan-pertemuan di kampung maupun dengan even kegiatan yang variatif. 

Untuk menyasar kelompok milenial, adalah dengan strategi program yang akan digagas. Misalnya tentang isu local brand di Surabaya, Musrenbang Pemuda dan Festival Aspirasi. Dimana kaum muda menjadi berdaulat secara politik untuk terlibat dalam proses perencanaan pembangunan kota hingga mengawalnya. Apapun komunitasnya, mereka berhak untuk terlibat dalam Musrenbang Pemuda dan Festival Aspirasi nantinya. 

Sebagai kader andalan, mengapa memilih PDI Perjuangan sebagai tempat perjuangan politik, apa alasannya? Sejak kapan Anda gabung PDI Perjuangan? Lalu apa harapan-harapannya buat di masa  depan?

Sejak dari muda saya sudah mengenal dan mengikuti kegiatan partai. Dimana saat itu ayah saya almarhum  Ir.Sutjipto memang yang memperkenalkan partai ini sebagai partai yang berbasis ideologi Pancasila 1 Juni 1945 (Marhaenisme) di lingkungan keluarga. 

Yang kemudian beranjak memulai aktivitas saya sebagai relawan KLB PDI 1993 di surabaya dan juga sebagai aktivis Pandegiling yang saat itu getol dan sebagai corong aktivitas politik gerakan Pro Mega (Promeg) di Surabaya bahkan Jawa Timur. 

Dari gerakan Promeg itu kemudian pasca reformasi 98, gerakan di basis Pandegiling bertransformasi menjadi Perjuangan Rakyat untuk Reformasi Total (PRRT) dimana saat itu saya sendiri sebagai ketuanya. 

Gerakan dari PRRT inilah sebagai kawah candradimuka para kader-kader PDI Perjuangan untuk bergerak membangun jaringan politik dan aktif melakukan advokasi rakyat. Boleh dikatakan, PRRT di Posko Pandegiling inilah sebagai langkah kaderisasi sebelum menjadi politisi PDI Perjuangan di Surabaya.

Harapan saya kepada PDI Perjuangan adalah tetap menjadi partai pelopor yang terus menjaga dan membumikan ide gagasan ataupun ajaran Bung Karno sesuai gerak zaman. Dan terus memutakhirkan metode dan langgam geraknya tanpa meninggalkan ajaran Bung Karno. (Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana)

BERITA TERKINI