SURABAYA, IndonesiaPos
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini disebut masuk dalam 10 besar survei elektabilitas dalam bursa calon presiden Republik Indonesia tahun 2024 mendatang.
Namun, Risma mengaku tidak pernah membayangkan dapat masuk dalam 10 besar survei elektabilitas Calon Presiden 2024. Bahkan, ia sendiri tidak mengerti siapa yang membuat survei elektabilitas itu.
“Saya tahu siapa saya, dan saya tidak mungkin kuat buat bayarin untuk membuat survei dan sebagainya, tidak mungkin. Saya tidak punya kapasitas keuangan untuk aku melakukan survei atau niatan apa itu, yang jelas jauh dijangkauan saya dan saya sadar siapa saya,”kata Risma.
Risma menegaskan, bahwa apabila ada surveyor menyatakan elektabilitas dia masuk dalam 10 besar Calon Presiden RI 2024, maka itu bukan keinginan atau kemauannya.
“Karena itu, kalau ada yang melakukan survei itu bukan saya yang minta dan bukan kemauan saya. Saya juga tahu kapasitas kemampuan saya seperti apa,” kata Risma.
Bahkan, Presiden UCLG Aspac ini menyatakan tidak pernah bermimpi, atau bercita-cita menjadi seorang Presiden RI. Sebab, kata dia, menjabat Wali Kota Surabaya saat ini tanggung jawabnya sudah sangat berat, apalagi menjabat Presiden Indonesia yang memimpin seluruh Nusantara.
“Saya tidak pernah bermimpi, bahkan ketika jadi Wali Kota Surabaya tak pernah berani membayangkan. Karena tanggung jawabnya berat, bukan hanya di dunia ini. Karena saya harus pertanggungjawabkan itu di hadapan Tuhan,” ucap Risma.
Selama ini, dia mengklaim, tidak pernah membayangkan ingin maju sebagai calon presiden, apalagi menginisiasi survei elektabilitas Calon Presiden RI.
Menurut dia, daripada menyuruh orang membuat survei, lebih baik uang tersebut dimanfaatkan untuk membantu keluarga atau anak-anak kurang mampu.
“Dari pada saya buat survei, mending saya kasihkan ke anak-anak yang lain, yang banyak ditinggalkan orang tua kena Covid-19 dan sebagainya. Jadi, saya tidak tahu siapa yang melakukan survei itu,” kata Risma.