JAKARTA, IndonesiaPos
Keluarga dari 8 orang terduga teroris yang ditangkap di Sumatera Utara (Sumut) masih menunggu konfirmasi dari Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri. Setelah ditangkap pada Jumat pekan ini, kedelapan orang tersebut kini masih menjalani pemeriksaan di Polda Sumut.
Istri dari salah seorang terduga teroris berinisial S, HN mengungkapkan, suaminya diamankan diamankan di Perumahan Graha Deli Permai Desa Delitua, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deliserdang. Dia kini masih menunggu penjelasan dari Tim Densus 88 terkait keterlibatan suaminya.
“Saya tak dapat konfirmasi ini kasus apa. “Nanti dihubungi ya”, kata mereka. Katanya nanti menunggu informasi saja. Saya kan tak tahu informasi dia kek mana. Belum ada berita sama saya.” ucap HN, saat ditemui di rumah orangtuanya di Jalan Karya Jaya, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, ditulis Sabtu (20/3/2021).
HN kemudian membantah bahwa suaminya terafiliasi dengan jaringan teroris. Bahkan sejak 8 bulan mengontrak rumah di kompleks itu, dalam keseharianmya sang suami hanya berdagang keripik dan tidak mengikuti pertemuan kelompok tertentu.
“Kami mulai tinggal di sana (Graha Deli Permai) sejak bulan 7 tahun lalu, Saya tak tahu ya, yang saya tahu kegiatan suami saya ya kerja di sini ikut orang tua, jualan keripik juga. Itu baru, karena corona ini untuk tambahan. Yang saya tahu itu saja. Tidak ada pertemuan dengan kelompok tertentu, lebih banyak di sini,” bebernya.
HN berharap agar pihak kepolisian segera mengembalikan suaminya kepada keluarga dan anak-anaknya. Sebab, ibu dua orang anak ini sangat yakin bahwa suaminya sama sekali tidak bersalah.
Sementara itu, sejumlah barang bukti yang diamankan Tim Densus 88, HN mengaku barang tersebut sebagian merupakan milik mereka. Seperti anak panah dan lempar pisau sudah lama mereka miliki untuk berlatih di organisasi Muhamadiyah secara resmi.
Termasuk kepemilikan pisau sangkur diperoleh dari saudaranya. Apalagi barang bukti senjata api yang dituduhkan kepada suaminya, ternyata tidak ditemukan.
“Dan mereka datang ke rumah banyak, saya tak tahu berapa orang. Itu menanyakan senjata api. Saya tidak tahu, saya jawab tak tahu saya pak. Baru mereka minta izin periksa. Silakan. Ya saya pun diperiksa. Tapi memang tak ditemukan senjata api,” jelas HN.
Sebelumnya, Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri kembali mengamankan terduga teroris di sejumlah wilayah Sumatera Utara pada Jumat kemarin.
Total sudah 8 orang terduga teroris yang diamankan. Dari informasi yang diperoleh, 2 terduga teroris yang diamankan di Tanjung Balai yakni FR serta AS.
Kepala Lingkungan Kelurahan Pahang Kecamatan Datuk Bandar Kota Tanjungbalai, Afrizal membenarkan salah satu warganya AS yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang bekam telah diamankan.
Usai petugas menangkap terduga teroris, dirinya dipanggil untuk menyaksikan pengeledahan yang dilakukan di dalam rumah.
“Dari pengeledahan tersebut, sejumlah barang bukti yang diamankan seperti empat lembar buku tabungan, satu buah samurai, satu selongsong peluru, serta bukti transaksi,” ucap Afrizal.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, dari sejumlah terduga yang diamankan, 6 orang berasal dari Medan dan 2 orang di Tanjung Balai.
Namun demikian, Hadi menekankan, pihaknya belum dapat menjelaskan keterkaitan jaringan para terduga teroris yang diamankan tersebut.
“Para terduga kini masih dilakukan pemeriksaan dan pendalaman oleh tim densus 88 di Polda Sumut,” ucap Hadi.
Selain di Tanjung Balai, Tim Densus 88 juga mengamankan terduga teroris di jalan pasar 4 Andan Sari, Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan, salah satunya laki-laki berinisial DL.
Sejumlah barang bukti yang juga diamankan dari kediaman DL seperti sangkur, samurai, dan sejumlah buku.
Tidak hanya di Tanjung Balai, Medan, dan Deli Serdang, Tim Densus 88 juga melakukan penangkapan terduga lainnya yakni ES alias Mas Sule, warga Desa Suka Makmur, Kecamatan Binjai.
Dari lokasi itu, petugas menyita barang bukti berupa bukti transfer bank 5 unit HP, puluhan buku panduan agama dan kartu identitas milik terduga teroris.