BONDOWOSO, IndonesiaPos – SMP Negeri 3 Bondowoso punya keunggulan dibidang teater. Sebab setiap siswa-siswi diberikan kesempatan untuk berlatih teater di SMP yang dipimpin oleh Elok Riskiyah.
Dalam acara Disdik Award 2022 di Ball Room Hotel Ijen View, para siswa-siswi SMP Negeri 3 tampil memukau. Teater bertema asal-usul seni khas Bondowoso yakni Singo Wulung dan asal usul Desa Belimbing Kecamatan Klabang.
Guru teater SMP Negeri 3 Bondowoso Hari Kasbanu mengisahkan, ada seorang bangsawan bernama Juk Seng asal Kerajaan Blambangan Banyuwangi sedang melakukan perjalanan mencari hakikat hidup.
Juk Seng berjalan menuju ke arah matahari terbenam dari asal kerajaannya. Sesampainya di sebuah hutan, Juk Seng bertemu dengan seorang ibu bersama anaknya. Mereka terlihat letih dan lapar, maka diberikannya sebagian bekalnya pada mereka.
Setelah mereka pergi, Juk Seng beristirahat di bawah pohon Belimbing yang rindang, saat hendak membuka bekalnya, tiba-tiba ia didatangi dua orang yang hendak merampas bekal dan harta Juk Seng.
Kemudian, terjadilah perkelahian anatara mereka. Tidak butuh waktu lama kedua orang itu dapat dikalahkan dengan mudah.
BACA JUGA : Dikdis Award 2022 Angkat Mutu Pendidikan Bondowoso
Tidak berselang berapa lama, kedua orang itu kembali bersama pimpinannya yang bernama Ki Jasiman. Ki Jasiman penguasa hutan daerah itu marah ketika mendengar ada pendatang baru dari luar daerahnya dengan menunjukan kekuatannya.
Ki Jasiman hendak mengadu kesaktiannya dengan Juk Seng segera setelah mendengar hal itu dari kedua anak buahnya.
Maka terjadilah perkelahian antara Juk Seng dan Ki Jasiman menggunakan senjata kayu rotan yang ada di hutan itu. Perkelahian itu sungguh di luar nalar karena berlangsung berhari-hari.
Menyadari imbangnya kekuatan mereka berdua, Ki Jasiman mengeluarkan pusaka cambuk sakti andalannya. Juk Seng tak kalah strategi, ia mengubah wujudnya menjadi sosok macam putih berjulukan Singo Wulung. Dalam adu tanding kali ini, Ki Jasiman kalah dan akhirnya menyerah.
Setelah diusut, ternyata keduanya berasal dari perguruan yang sama, mereka tunggal guru.
Mengetahui hal tersebut mereka memutuskan berdamai dan Ki Jasiman menjelaskan, apa yang sebenarnya terjadi. Ki Jasiman bercerita bahwa kedua orang yang dikira perampok oleh Juk Seng sebenarnya adalah penduduk biasa yang terdesak karena keadaan paceklik.
Mereka pun sepakat untuk menyatukan kekuatan dan ilmu mereka demi memakmurkan desa tersebut. Kemudian hari desa tersebut dinamakan Desa Blimbing.
“Itulah asal usul tarian Singo Ulung Bondowoso,”urai Hari Kasbanu. (eko)